kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Migas lesu, APEX andalkan proyek geothermal


Jumat, 08 September 2017 / 17:36 WIB
Migas lesu, APEX andalkan proyek geothermal


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) tahun ini berhasil mencapai target pengerjaan proyek panas bumi. Padahal sejak lesunya industri migas dan tidak banyaknya proyek dan tender untuk hulu migas, perusahaan ini harus memutar otak untuk bisa menjalankan bisnisnya.

Salah satu cara yang dipilih perusahaan ini adalah dengan memaksimalkan rig darat miliknya untuk proyek-proyek geothermal. Asal tahu saja, sejak awal tahun perusahaan ini memang menargetkan untuk bisa mendapatkan setidaknya tiga proyek geothermal. Sampai dengan kuartal III, perusahaan mengaku sudah menggenggam tiga proyek tersebut.

Frieda Salvantina, Sekretaris Perusahaan APEX mengatakan, dari tiga kontrak panas bumi, saat ini yang berjalan baru satu proyek untuk pengerjaan PLTP Tulehu. Sedangkan untuk proyek PLTP Lahendong dan PLTP Baturaden masih dalam tahap persiapan, sehingga belum bisa dipastikan akan dimulai pada tahun ini.

"Proyek panasbumi kami ada di Baturaden juga, masih persiapan. Yang sudah jalan yang di Tulehu dan ada satu lagi dengan PGE di Lahendong, jadi totalnya ada 3 proyek," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (7/9).

Asal diketahui saja, perusahaan sebelumnya memang berharap porsi pengerjaan geothermal akan lebih banyak mengingat kondisi industri minyak dan gas yang belum membaik. Selain itu, tender-tender yang dibuka untuk geothermal lebih banyak ketimbang tender-tender yang dibuka untuk migas. Namun perusahaan ini mengatakan saat ini porsi pendapatan geothermal tidak akan lebih besar ketimbang migas.

Selain tiga kontrak baru di sektor panasbumi, perusahaan ini sudah memiliki kontrak dengan Premier Oil Natuna Sea B.V dan PHE ONWJ yang sedang berlangsung. Harapannya, kontrak-kontrak yang ada dapat terealisasi dan berjalan pada tahun ini, sehingga perusahaan dapat memperbaiki kinerjanya. Sampai dengan semester I, pendapatan perusahaan turun tajam dari US 71,31 juta menjadi US$ 22,89 juta. "Mudah-mudahan semua lancar dan bisa jalan di tahun ini karena kontrak sudah ada," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×