kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

MNK Bangun Pabrik Amonium Nitrat


Rabu, 04 Maret 2009 / 10:01 WIB


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Multi Nitrotama Kimia (MNK) mulai merealisasikan rencananya membangun pabrik baru yang memproduksi amonium nitrat, bahan baku peledak. MNK resmi menunjuk CIF Holding dari Prancis sebagai konsultan engineering.

CIF bertugas membuat desain pabrik dan perhitungan bisnis pabrik. "Penyusunan desain engineering pabrik ini kami targetkan selesai November ini,” kata Direktur Keuangan MNK Aulia Oemar, Selasa (3/3). Total biaya engineering ini mencapai US$ 6 juta.

MNK juga telah menunjuk PT Inti Karya Persada untuk mengerjakan desain engineering yang dibuat CIF.

MNK menargetkan, pemasangan tiang pancang pertama dilakukan mulai awal tahun depan dan diharapkan selesai pada 2010.

Namun, anak perusahaan PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) ini masih terkendala pendanaan. MNK membutuhkan dana minimal US$ 60 juta untuk membangun infrastruktur pabrik berkapasitas 110.000 ton tersebut.

Rencananya, MNK akan mencari pinjaman sebesar US$ 40 juta, dan sisanya dari kantong OKAS selaku induk usaha. "Kami menargetkan, akhir tahun ini sudah memperoleh pinjaman sebesar US$ 40 juta," ujar Aulia.

MNK serius membangun pabrik karena pasokan bahan peledak di dalam negeri masih minim. Dalam setahun, permintaan bahan peledak dari industri pertambangan mencapai 300.000 ton. Selama ini, MNK memasok sekitar 160.000 ton. "Dari jumlah itu, hasil produk sendiri hanya 37.000 ton. Sisanya masih impor dari negara lain," tutur Aulia.

Bisnis bahan peledak di Indonesia lumayan menjanjikan karena tidak terlalu terimbas krisis. Buktinya, aktivitas pertambangan di dalam negeri masih semarak. Tahun ini, Aulia memperkirakan permintaan bahan peledak bakal tumbuh 3% - 4%. "Sektor pertambangan masih akan tumbuh tahun ini," ucap Aulia.

Beberapa konsumen MKN antara lain, Freeport Indonesia, Newmont, Kideco, Arutmin, Indominco Mining, Adaro, Berau Coal, dan Gunung Bayan.

Maraknya aktivitas pertambangan di dalam negeri memang menjadi pasar besar bagi industri bahan peledak. Orica Limited, produsen bahan peledak dari Australia juga menangkap peluang ini. Orica berencana membangun pabrik senilai US$ 550 juta di Kalimantan Timur.

Untuk proyek tersebut, Orica menggandeng PT Armindo sebagai mitra lokal. Saat ini, keduanya sudah membentuk perusahaan patungan bernama PT Kaltim Nitrate Indonesia (KNI). "Pasar amonium nitrat ini masih tetap besar, sekalipun banyak perusahaan menggarap bisnis ini," kata Antung Pandoyo, Direktur Utama KNI, kemarin (3/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×