kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar rumah seken tumbuh 20% di sepanjang 2017


Kamis, 14 Desember 2017 / 09:52 WIB
Pasar rumah seken tumbuh 20% di sepanjang 2017


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan pasar rumah sekunder sepanjang tahun 2017 mengalami pertumbuhan, meski secara umum bisnis properti masih belum bergairah. Kenaikan tersebut disebabkan faktor minimnya peluncuran proyek-proyek baru dan ketatnya likuiditas para investor, sehingga memaksa melakukan penjualan aset.

Hartono Sarwono, Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) mengatakan, memang tidak ada data riil penjualan rumah second yang dicatat asosiasi. Namun berdasarkan laporan dari anggota asosiasi, penjualan properti residensial sekunder tahun 2017 diperkirakan tumbuh 20% ketimbang tahun sebelumnya.

Sedangkan penyerapan rumah seken atau rumah yang beralih dari investor ke pihak kedua atau end user mencapai sekitar 60%-70% tahun ini. Yang mana penyerapan paling tinggi terjadi di segmen landed house atau rumah tapak.

Penyebabnya adalah sebelum tahun 2016 suplai produk primer besar sekali dan itu kebanyakan diserap oleh investor. "Lalu saat pasar mulai lesu, pembangunan relatif sedikit sehingga pasar sekunder yang kemudian bergerak," kata Hartono kepada KONTAN, Senin (11/12).

Penjualan rumah seken yang paling tinggi terjadi di wilayah Jakarta terutama di Kelapa Gading, Bekasi, dan Cikarang. Sementara di luar Jabodetabek yang paling laris berada di Bandung dan Surabaya.

Sementara dari sisi harga, produk rumah second yang paling laris berada di harga Rp 500 juta ke bawah untuk apartemen atau hunian vertikal dan Rp 1 miliar ke bawah untuk landed house. "Tetapi harga diatas Rp 1 miliar juga banyak yang laku di wilayah yang premium seperti Thamrin dan Pondok Indah," sebut Hartono.

Senada, Erwin Karya, Associate Director Ray White Projects & Commercial menjelaskan, pasar hunian sekunder tahun ini mengalami pertumbuhan. Penjualan rumah second yang ditangani oleh perusahaan broker ini di tahun 2017 tumbuh sekitar 20%–25% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ini disebabkan bisnis properti yang sedang lesu karena ekonomi masih lambat. Tak pelak, harga properti cenderung turun dan sudah mendekati level bawah di tahun ini.

Sementara di sisi investor, likuiditas mengetat akibat melemahnya bisnis mereka sehingga terpaksa harus menjual aset untuk mempertahankan bisnis mereka kendati dengan harga rendah. "Penurunan bisnis pengusaha ini tercermin dari peningkatan NPL perbankan," kata Erwin.

Berdasarkan data Ray White, penjualan rumah seken paling banyak di blue area atau proyek premium yang pasokannya sudah sedikit seperti di Kebayoran Baru dan Menteng. Banyak investor menjual dengan harga lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya karena memang membutuhkan uang.

Sementara di green area atau kawasan pinggiran juga tetap mengalami pertumbuhan karena pada saat yang sama pasokan primernya banyak sekali, sehingga pertumbuhannya tidak setinggi blue area. "Ini seperti di Bekasi, Cikarang, dan Serpong. Di kota lain yang juga cukup laris ada di Bandung dan Surabaya," papar Erwin.

Harga rumah second yang paling laris di green area adalah Rp 1 miliar ke bawah. Sementara di Jakarta yang di luar central business district (CBD) berada di Rp 1,5 miliar ke bawah. Adapun di blue area tidak bisa dijelaskan secara gamblang. Harga sangat tergantung kondisi investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×