kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelaku usaha mengerem pemakaian daya listrik


Sabtu, 29 Juli 2017 / 12:10 WIB
Pelaku usaha mengerem pemakaian daya listrik


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Melemahnya daya beli masyarakat mengurangi aktivitas produksi. Pelaku usaha telah mulai mengurangi penggunaan listrik pada Semester I-2017.

Misalnya penggunaan listrik oleh industri tekstil yang mengalami penurunan hingga 20%. Sedangkan pelaku usaha besi dan baja memang tak menambah pemakaian listrik sepanjang semester I-2017

Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat menyebut, industri tekstil memang mengurangi aktivitas produksi mereka sepanjang paruh pertama tahun ini. Salah satu pertimbangannya adalah karena daya beli masyarakat yang mengalami penurunan di periode ini.

Selain mengurangi aktivitas produksi, industri tekstil juga terus berupaya melakukan penghematan dan efisiensi. penggunaan listrik misalnya tidak melakukan produksi pada beban puncak. "Antisipasinya sekarang ya itu, banyak perusahaan yang slow down produksinya," jelasnya.

Efisiensi juga dilakukan dengan cara mengambil libur Lebaran yang lebih panjang. Misalnya menambah libur lebaran dari yang sebelumnya hanya rata-rata hanya tiga hari menjadi 20 hari. "Selain itu juga kami menahan ekspansi. Paling tidak mencari pasar ekspor yang belum pernah di jamak. Harganya, kami bisa negosiasi," tandasnya.

Sedangkan Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia, Hidayat Triseputro menyebut, pada tahun ini tidak ada kenaikan penggunaan listrik di industri besi maupun baja. Pasalnya, saat ini perusahaan masih menahan penjualan sambil menunggu realisasi jani pemerintah menurunkan harga gas ke US$ 6 per MMBTU.

"Karena utilitas belum optimal, pemakaian listrik tidak naik," tandasnya kepada KONTAN, Jumat (28/7).

Naik tipis

Seperti diketahui, PLN pada semester I-2017 ini mencatat pertumbuhan penjualan listrik sebesar 1,17% menjadi 108,4 Terra Watt hour (TWh). Angka ini berarti naik tipis jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 107,2 TWh.

Peningkatan penjualan yang tipis itu lantaran penambahan kapasitas pembangkit sebesar 1.663 Megawatt (MW) yang berasal dari Pembangkit PLN sebesar 463 MW dan tambahan kapasitas dari Independent Power Producer (IPP) sebesar 1.199 MW. Serta penyelesaian 1.489 kilometer sirkuit (kms), jaringan transmisi dan Gardu Induk sebesar 5.750 MVA.

Sementara itu, Direktur Keuangan PLN Sarwono mengatakan, peningkatan konsumsi listrik yang 1,17% itu karena ada kenaikan jumlah pelanggan sampai dengan akhir semester I-2017 telah mencapai 65,9 juta. Jumlah tersebut bertambah 1,6 juta pelanggan dari akhir tahun lalu yang sebanyak 64,3 juta pelanggan.

"Kenaikan konsumsi kWh tersebut di dominasi oleh konsumsi listrik di golongan tarif industri," terangnya melalui siaran tertulis yang diterima KONTAN, Jumat (28/7). Sayang PLN tidak memberikan perincian pemakaian listrik per golongan pelanggan sehingga tergambar pelanggan mana saja yang mencatat kenaikan listrik dan mengurangi pemakaian listrik.

Namun jika merujuk konsumsi listrik Semester I- 2016, kenaikan konsumsi listrik mencapai 7,8% dari Semester I-2015. Oleh karena itu, angka kenaikan tahun ini lebih rendah dari tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×