Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Australia melalui Departemen Pertanian dan Sumberdaya Air (Department of Agriculture and Water Resources/DAWR) mengapresiasi pengelolaan sistem produksi budidaya udang yang diterapkan di Indonesia.
Penerapan biosecurity, pengelolaan limbah, dan ketelusuran produk pada sistem produksi budidaya udang dianggap telah dilakukan dengan sangat baik.
Pemerintah Australia melakukan tinjauan langsung untuk melihat sejauh mana penerapan sistem produksi pada unit usaha budidaya udang di beberapa negara eksportir udang, termasuk Indonesia mulai dari perbenihan, pembesaran, penanganan panen hingga pengolahan produk.
Indonesia merupakan salah satu pemasok udang ke Australia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor udang Indonesia ke Australia mencapai US$ 370.969 dan menyumbang 0,03% terhadap seluruh pengapalan produk ke seluruh dunia.
Menurut Ketua Tim familiarisation DAWR, Dr. June Liu, kunjungan ini dilakukan sebagai respon atas munculnya wabah white spot disease di pertambakan Australia dan diduga masuk terbawa dari udang yang dijadikan umpan pemancingan ikan.
Mereka pun mengunjungi beberapa negara eksportir untuk mengklarifikasi dengan melakukan tinjauan implementasi sistem mutu khususnya konsistensi penerapan biosecurity pada level on farm.
Dia menambahkan, pemerintah Australia sangat konsisten dalam penerapan biosecurity yang ketat pada produk perikanan guna menjamin keamanan pangan dan keamanan hayati.
"Kami menyatakan kepuasan atas upaya pengelolaan sistem budidaya yang dilakukan unit usaha udang Indonesia. Utamanya bagaimana mereka konsisten menerapkan biosecurity, pengelolaan limbah dan menjamin kualitas lingkungan secara baik. Tentunya kami berharap hal serupa juga konsisten dilakukan oleh unit usaha budidaya di seluruh Indonesia,” ujar Liu seperti yang tertera dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (23/7).
Sementara itu, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengatakan, penilaian positif tim DAWR diharapkan akan kembali meningkatkan jaminan keberterimaan produk udang di pasar Australia, sehingga volume ekspor Indonesia ke negeri kanguru tersebut bisa terus ditingkatkan.
Slamet juga memastikan bahwa pengelolaan sistem produksi budidaya terutama mulai pemilihan benih bermutu, penerapan biosecurity, pengendalian penggunaan antibiotik dan pelarangan bahan berbahaya lainnya, penataan sistem tata letak tambak, pengelolaan limbah hingga pengendalian lingkungan telah menjadi kebijakan nasional yang mutlak diterapkan di setiap unit budidaya guna menjamin food safety dan sustainability.
"Kami berharap bentuk apresiasi dari pemerintah Australia akan lebih memacu semua elemen pelaku usaha baik pembenihan udang, pabrik pakan, pembudidaya udang dan processing untuk konsisten menerapkan sistem mutu dan keamanan pangan,” kata Slamet.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News