kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

AP51: Negosiasi dengan AS dibutuhkan untuk memastikan GSP perikanan


Rabu, 11 Juli 2018 / 21:32 WIB
AP51: Negosiasi dengan AS dibutuhkan untuk memastikan GSP perikanan
ILUSTRASI. Nelayan Memindahkan Ikan Laut


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menanggapi kajian Generalized System Preference (GSP) yang saat ini tengah diperiksa ulang oleh pemerintah Amerika Serikat (AS), Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) menyatakan negosiasi menjadi kunci untuk memastikan kelanjutan fasilitas perdagangan tersebut, pasalnya bila bea diterapkan bakal merugikan kedua pihak.

"Memberatkan kedua belah pihak, karena bisa saja harga jual industri naik atau harga beli mereka turun untuk mengcover bea masuk," kata Ketua AP5I Budhi Wibowo kepada Kontan.co.id, Rabu (11/7).

Menurutnya secara umum total ekspor produk ikan Indonesia sekitar US$ 4 miliar dengan porsi sebanyak 36 % ditujukan ke AS. Kemudian mayoritas porsi udang untuk ekspor atau mencapai 60% menjadi komoditi utama perikanan yang dikirim ke negara tersebut.

Karena itu, bila keluar dari daftar GSP dapat menyebabkan daya saing Indonesia di sektor perikanan dunia jadi turun.

Atas kondisi tersebut, Budhi melihat negosiasi dengan pihak kementerian perdagangan AS menjadi langkah yang harus terus dikawal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×