Reporter: Andy Dwijayanto, Harry Muthahhari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam dua tahun terakhir, jumlah penumpang pesawat terbang meningkat cukup signifikan. Merujuk data Kementerian Perhubungan, dari tahun 2016 hingga 2017, kenaikan jumlah penumpang pesawat rata-rata mencapai 11%.
Guna mengimbangi tren kenaikan jumlah penumpang tersebut, perusahaan maskapai terus menambah jumlah armada pesawat. Misalnya, maskapai penerbangan Batik Air yang berencana mengadakan empat unit AirBus A321 Neo pada tahun depan. Kelak, pesawat yang akan didatangkan itu digunakan untuk penerbangan internasional ke Jepang.
Direktur Utama Batik Air Achmad Luthfie mengatakan, saat ini Batik Air sudah memiliki 54 unit pesawat. "Dengan 308 flightsehari," ungkap dia saat dihubungi KONTAN, akhir pekan lalu.
Sebelumnya, induk perusahaan Batik Air, yakni Lion Air Group akan memborong sebanyak 1.200 pesawat terbang lebih hingga tahun 2035 mendatang. Terkait rencana tersebut, Luthfie menyebutkan, belum ada pembagian jumlah pesawat itu ke anak-anak perusahaan.
Adapun langkah pembelian pesawat baru oleh Lion Air Group tidak lain mengantisipasi lonjakan pertumbuhan angkutan penumpang, terutama ke destinasi pariwisata yang diperkirakan akan tumbuh pesawat dalam beberapa tahun ke depan.
Berdasarkan catatan KONTAN, dalam tiga tahun terakhir penumpang Lion Air Group terus meningkat. Pada 2015, jumlah penumpang Lion Air Group tercatat sekitar 33,25 juta penumpang, naik menjadi 44,79 juta penumpang pada 2016. Kenaikan jumlah penumpang berlanjut sampai tahun lalu, yang tercatat sebanyak 50,84 juta.
Tidak jauh berbeda dengan PT Citilink Indonesia yang juga sudah merencanakan penambahan pesawat anyar. Selain mengantisipasi pertumbuhan penumpang, anak usaha maskapai milik negara, yakni Garuda Indonesia itu mendatangkan armada baru guna mengganti pesawat yang telah habis masa sewanya. "Jadi, penambahan armada tidak hanya dilakukan untuk memperkuat line up," sebut Ranty Astari Rachman, VP Corporate Secretary & CSR Citilink kepada KONTAN, pekan lalu.
Sayang, ia tidak merinci jumlah penambahan pesawat baru untuk tahun ini. Begitu juga dengan jumlah pesawat yang habis masa sewanya, Ranty tidak menyebutkan angka.
Meski demikian, armada pesawat Citilink yang beroperasi saat ini masih bisa mengakomodasi kebutuhan penerbangan baik domestik maupun mancanegara. "Secara total (pesawat) masih sama jumlahnya, tahun ini tetap 50 armada A320," kata Ranty.
Sejatinya, pengadaan pesawat baru bagi Citilink menjadi bagian untuk mendukung ekspansi penerbangan ke sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara. Pada 25 Maret 2018 lalu, Citilink melakukan penerbangan perdana rute Jakarta-Penang, Malaysia.
Penerbangan ini diharapkan bisa mendukung pertumbuhan ekonomi kedua kota tersebut. Penerbangan Jakarta-Penang merupakan perluasan ekspansi sekaligus memperkuat konektivitas di langit Asean. Sehingga, bisa mendukung mobilitas masyarakat, yang pada akhirnya bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan.
Citilink membidik penerbangan ke sejumlah negara Asean ini karena pasarnya potensial dan rutenya juga terbilang ramai. Alhasil, potensi pasar yang besar ini bisa memberikan manfaat bagi pertumbuhan pariwisata serta perdagangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News