kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi kopi tahun ini anjlok hingga 30%


Rabu, 04 Oktober 2017 / 08:44 WIB
Produksi kopi tahun ini anjlok hingga 30%


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi kopi nasional hingga kuartal ketiga tahun ini menurun rata-rata 25% hingga 30%. Anjloknya produksi kopi tersebut disebabkan cuaca yang tidak menentu serta hama yang menyerang sentra perkebunan kopi di Tanah Air. Perkebunan kopi di daerah timur Indonesia yang paling terkena dampak kondisi ini.

Pranoto Soenarto, Wakil Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) mengatakan, sentra perkebunan kopi di Sumatera seperti Lampung dan di Pulau Jawa menjadi satu-satunya harapan saat ini. Sebab kondisi cuaca di Jawa dan Sumatera relatif tidak seburuk di daerah lain.

Menurut Pranoto, saat ini rata-rata produksi kopi di Indonesia masih berkisar 600 kilogram (kg) hingga 800 kg per hektare (ha). Kondisi ini berbeda dengan di negara lain seperti Vietnam yang produksinya rata-rata 2,3 ton per ha, Brazil 8 ton per ha.

"Jadi produktivitas kita masih jauh. Mungkin kalau perbaikan dari sekarang hasilnya baru terlihat paling tidak selama lima tahun lagi. Yang saya harapkan Indonesia itu bisa memproduksi 1,2 ton sampai 1,5 ton supaya petani sejahtera," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (3/10).

Meskipun produksi masih tergolong sedikit. Namun Pranoto mengungkap produk kopi Indonesia khususnya arabica masih dihargai cukup mahal yakni US$ 5-US$ 6 per kg di pasar global. Karena itu semakin banyak petani yang beralih menanam kopi specialty. Meskipun, kopi specialty harus dipilih dari biji kopi terbaik serta memerlukan penanganan yang berbeda dari kopi biasanya.

Pranoto menjelaskan saat ini persentase kopi specialty di Indonesia berkisar 30%. Dari jumlah itu 25% berasal dari kopi arabica sementara 5% berasal dari kopi Robusta.

Ketua Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI) Syafrudin menambahkan, di tengah penurunan produksi kopi, permintaan terhadap kopi spesial tetap naik rata-rata 8%-10% per tahun. Permintaan ini tidak hanya di pasar ekspor, tapi juga dari dalam negeri sendiri. Sebab saat ini sudah banyak menjamur kafe di berbagai daerah dan minat masyarakat Indonesia terhadap kopi juga mulai meningkat.

"Walau produksi menurun, masih tetap ada pasar untuk kopi specialty. Ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan petani kopi," tutur Syafrudin.

Catatan saja, pada tahun 2016, produksi kopi Indonesia hanya sebesar 691.000 ton. produksi tersebut jauh di bawah Kolombia 840.000 ton, Vietnam 1,6 juta ton, dan Brasil 3 juta ton per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×