kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PT DI yakin meningkatkan ekspor komponen pesawat


Minggu, 09 Maret 2014 / 18:15 WIB
PT DI yakin meningkatkan ekspor komponen pesawat
ILUSTRASI. Manfaat buah Sawo untuk kesehatan.


Reporter: Syarifah Nur Aida | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia Andi Alisjahbana optimistis nilai ekspor perusahaan pelat merah tersebut akan terus meningkat. Setiap tahun, PT DI mengekspor komponen pesawat senilai US$ 25 juta - US$ 30 juta. Komponen semisal leading edge dan D-Nose pada sayap pesawat tersebut dikirim untuk raksasa industri dirgantara, Airbus.

Hingga saat ini, PT DI membuat komponen bagi sejumlah pesawat ternama Airbus, yakni A320, A321, dan A380. Besar pesanan bergantung pada produksi tahunan perusahaan asal Prancis tersebut.

"Untuk A320 misalnya, kami buat komponen untuk 40 pesawat sebulan, kalau A380 untuk 40 pesawat setahun" ujar Andi akhir pekan lalu.

Praktis, untuk menambah nilai ekspor, PT DI bergantung pada pesanan tambahan. Salah satunya untuk pesawat baru Airbus, yaitu A350 yang tengah memasuki tahap pengembangan. Airbus diprediksi akan memproduksi penuh pesawat tersebut 2 tahun mendatang, segera setelah mendapat sertifikasi.

"Kami baru dapat pesanan komponen pesawat untuk 8 unit pesawat A350," papar Andi. Setidaknya, jika nanti sudah diproduksi penuh, Airbus akan membuat 10 pesawat sebulan. Ini bisa meningkatkan ekspor PT DI yang tak hanya bergerak di bisnis pembuatan pesawat, tapi juga di bidang aerostructure yang bertugas sebagai global supplier untuk industri pesawat lain.

Pesanan tersebut bagi PT DI, menurut Andi, adalah bukti bahwa industri dirgantara Indonesia siap bangkit kembali. "Meski kecil, komponen itu penting. Kerja sama bisa berlangsung sampai 20-30 tahun ke depan karena kepercayaan pada PT DI," ujarnya.

Vice President Marketing PT DI Arie Wibowo menyebut kepercayaan Airbus sebagai tanda positif bagi eksistensi PT DI. Arie ingat betul masa saat PT DI harus menghentikan semua program dan merumahkan seluruh karyawan pada 1998 karena andil International Monetary Fund (IMF).

"PT DI di 2014 memang mulai bangkit lagi, tapi belum mencapai citra zaman dahulu," katanya. Menurut Arie, meski masalah finansial sudah teratasi karena baik bank dalam negeri maupun luar negeri mau meminjamkan dana, namun ada masalah lain yang tak kalah penting, yakni image recovery.

"PT DI bahkan pernah dicaci tukang habiskan duit. Ini pemikiran yang harus kita ubah," paparnya. Arie optimistis PT DI mampu mencapai target selanjutnya yakni dikenal eksis membuat pesawat terbang, tidak hanya untuk pangsa pasar dalam negeri, tetapi juga untuk mancanegara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×