kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sektor konstruksi masih tetap melaju


Selasa, 22 Agustus 2017 / 14:18 WIB
Sektor konstruksi masih tetap melaju


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - Kinerja emiten di sektor konstruksi masih terjaga sejalan dengan langkah pemerintah menaikkan anggaran belanja di sektor infrastruktur.  Raphon Prima, Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia memberi contoh PT Waskita Karya Tbk (WSKT) yang meraih pertumbuhan pendapatan 76,7% dan laba bersih 90,7% di kuartal II-2017 secara year on year (yoy). 

Emiten ini bisa mencetak kinerja oke lantaran sukses meraih kontrak-kontrak baru dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut didukung oleh gencarnya pembangunan infrastruktur oleh pemerintah. WSKT dengan anak perusahaanya Waskita Toll Road, menikmati pertumbuhan di segmen jalan tol.

Sementara PT Adhi Karya Tbk (ADHI) misalnya mendapatkan proyek Light Rail Transit (LRT) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) juga mendapat berkah dari proyek besar konsorsium kereta cepat Jakarta-Bandung di tahun lalu. Hingga akhir Juni 2017, WIKA mencatatkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 20,86 triliun. Angka tersebut mencakup 48% dari target kontrak baru perseroan ini di 2017.

"Karena sudah melonjaknya kontrak baru ini sulit bagi beberapa perusahaan konstruksi seperti ADHI dan WIKA untuk meraih kontrak baru pada 2017," ujar Raphon, Jumat (18/8). 

Meski begitu Yushadi, Investor Relations PT Wijaya Karya Beton Tbk yang juga anak usaha WIKA mengatakan, WIKA Beton masih tetap bisa memperoleh pertumbuhan kontrak baru.  Pada tahun 2016 kontrak baru Wika Beton sebesar Rp 6 triliun. Sementara di 2017 WIKA Beton menargetkan pertumbuhan peroleh kontrak baru sekitar 16,7% atau naik menjadi Rp 7 triliun.

Sementara, induk perusahaan, WIKA, pada 2016 yang memperoleh kontrak baru sebesar Rp 54,76 triliun di 2016, menargetkan perolehan kontrak baru di 2017 Rp 43,24 triliun atau turun 21,03%.

Yushadi mengatakan, terget perolehan kontrak baru menurun karena pada 2016 WIKA memperoleh proyek khusus, yaitu kereta cepat Jakarta-Bandung senilai Rp 15,68 triliun. Jika angka tersebut dikeluarkan, perolehan kontrak riil Rp 39 triliun. Sementara target perolehan kontrak tahun 2017 sebesar Rp 43,2 triliun, yang terdiri dari proyek-proyek nasional dan swasta. "Kalau kontrak baru sudah besar, maka untuk mencapai pertumbuhan butuh usaha yang super ekstra untuk mencapainya," kata Yushadi.

Namun Yushadi optimistis di era pemerintahan Jokowi yang gencar dalam membangun proyek infrastruktur, WIKA tetap bisa menyasar kontrak baru di tahun 2017. "Rata-rata sekitar Rp 1.100 triliun per tahun pemerintah keluarkan untuk belanja infrastruktur, angka sebesar ini diperebutkan seluruh kontrator besar dan kecil di Indonesia," kata Yushadi.

WIKA menargetkan laba bersih di 2017 tetap bisa tumbuh mencapai Rp 1,21 triliun. Target tersebut naik 20,35% dari tahun lalu yang sebesar Rp 1,01 triilun secara year on year (yoy). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×