CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.514.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.945   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.196   149,03   2,11%
  • KOMPAS100 1.099   26,87   2,51%
  • LQ45 869   25,52   3,02%
  • ISSI 220   3,58   1,65%
  • IDX30 445   13,29   3,08%
  • IDXHIDIV20 535   15,93   3,07%
  • IDX80 126   3,28   2,68%
  • IDXV30 128   1,76   1,39%
  • IDXQ30 148   4,07   2,83%

Smelter Nikel Bintang Delapan beroperasi April


Jumat, 09 Januari 2015 / 11:19 WIB
Smelter Nikel Bintang Delapan beroperasi April
ILUSTRASI. Manfaat jahe untuk kesehatan tubuh.


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Membuka tahun 2015,  Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)  yakin akan ada satu perusahaan yang mengoperasikan smelter. Dia adalah PT Bintang Depalan yang akan mengoperasikan pabrik pemurnian nikel pada April tahun 2015 ini. 

Edi Prasodjo, Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM mengatakan, saat ini, pembangunan smelter Bintang Delapan sudah lebih dari 80%. Harapan pemerintah, perusahaan ini segera bisa beroperasi. Dengan begitu, akan ada tambahan satu smelter. "Smelter lain masih proses pembangunan," kata dia kepada KONTAN, Rabu (7/1).

Rencananya, tahap pertama Bintang Delapan akan mengoperasikan smelter nikel dengan produk akhir nickel pig iron (NPI) berkapasitas 300.000 ton per tahun. Berikutnya, perusahaan akan akan meningkat kapasitas pengolahan nikel menjadi 500.000 ton.

Menurut Edi, mengambil operasi di Morowali, Sulawesi Tengah, perusahaan ini  di tahap pertama menginvestasikan dana sebesar US$ 320 juta. Pada tahap selanjutnya, perusahaan akan menggelontorkan kembali dana US$ 640 juta untuk meningkatkan kapasitas.

Dalam bisnis ini, Bintang Delapan menggandeng investor asal China yaitu PT Tsingshan, anak usaha PT Dingxin Group dengan membentuk usaha patungan PT Sulawesi Mining Investment (SMI).

Seiring proses konstruksi, kata Edi,  pemerintah juga memproses izin pengalihan kepemilikan saham mayoritas pabrik smelter tersebut. Kelak, operasi perusahaan ini dilakukan oleh PT Sulawesi Mining Investment.  "Mayoritas sahamnya asing, jadi masuk dalam perusahaan modal asing (PMA)," kata dia.

Perinciannya adalah: Bintang Delapan mendekap 45% saham Sulawesi Mining Invesment, sisanya atau  55% dikuasai Dingxin Group. Selain smelter, Sulawesi Mining juga mengaku akan membangun fasilitas pendukung, seperti pembangkit listrik tenaga diesel 2×65 Megawatt di tahap pertama, dan  tahap selanjutnya akan menambah menjadi sebesar 450 MW.

Bintang Delapan mengantongi izin usaha pertambangan (IUP) sejak tahun 2010 dengan luas wilayah konsesi 21.695 hektare (ha) mencakup sembilan desa di Morowali, yakni Bahomoahi, Bahomotefe, Lalampu, Lele, Dampala, Siumbatu, Bahodopi, Keurea, dan Fatufia. Izin usaha ini akan berakhir di 2025. 

Ada mantan jenderal

Belum jelas siapa pemilik Bintang Delapan Grup. Namun dari data Kementerian Perindustrian disebutkan kalau Presiden Komisaris Bintang Delapan Group adalah Sintong Panjaitan.

Makanya, Sintong pernah bertandang ke Kementerian Perindustrian pada Maret 2014 lalu untuk mengenalkan investor dari China yang akan bersama-sama menggarap proyek smelter tersebut.

Edi menambahkan, Jumlah perusahaan yang berencana membangun smelter nikel di Indonesia mencapai 30 perusahaan. Namun hingga saat ini, baru empat perusahaan yang mampu mengoperasikan smelter nikel yaitu PT Vale Indonesia Tbk dengan produk nikel matte, PT Aneka Tambang Tbk dengan produk nikel matte, serta PT Cahaya Modern Metal Industri, dan PT Indoferro dengan produk berupa nickel pig iron.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×