Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Freeport Indonesia menyatakan perubahan rencana pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) dari kapasitas bahan baku 1,6 juta ton konsentrat per tahun menjadi 2 juta ton per tahun lantaran penyesuaian produksi konsentrat tembaga yang akan meningkat pasca 2021.
Rozik B Soetjipto, Presiden Direktur Freeport Indonesia mengatakan, perusahaannya mengubah rencana kapasitas smelter karena produksi konsentrat Freeport pada tahun mendatang akan meningkat signifikan. "Kami menyesuaikan kapasitas smelter dengan kapasitas produksi konsentrat pasca 2021," kata dia, usai mengunjungi kantor Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Senin (5/1).
Rencananya, pasca 2017 perusahaan yang bermarkas di Amerika Serikat tersebut akan menutup tambang terbuka Grasberg dan yang akan beroperasi hanyalah blok underground seperti tambang deep ore zone (DOZ), Big Gossan, Grasberg Block Cave, serta Deep Mill Level Zone.
Produksi konsentrat Freeport setelah tahun 2021 diproyeksikan akan meningkat menjadi 3,2 juta ton. Saat ini, produksi konsentrat Freeport mencapai 1,8 juta ton hingga 2,5 juta ton per tahun.
Sehingga, Freeport mengubah rencana pembangunan smelter dengan kapasitas bahan baku 1,6 juta ton per tahun menjadi 2 juta ton konsentrat per tahun. Sehingga nantinya produksi copper cathode akan mencapai 500.000 ton per tahun.
Sekarang ini, sebagian produksi konsentrat Freeport masih diserap PT Smelting Gresik yang memiliki kapasitas bahan baku sebanyak 1,2 juta ton per tahun. Sedangkan sisa produksi konsentrat ditujukan untuk ekspor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News