CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -1.000   -0,07%
  • USD/IDR 15.935   10,00   0,06%
  • IDX 7.309   113,13   1,57%
  • KOMPAS100 1.119   19,97   1,82%
  • LQ45 883   13,38   1,54%
  • ISSI 223   2,66   1,21%
  • IDX30 451   6,67   1,50%
  • IDXHIDIV20 541   6,50   1,22%
  • IDX80 128   2,01   1,60%
  • IDXV30 130   1,48   1,15%
  • IDXQ30 150   1,96   1,33%

Genjot Industri Hulu Migas, SKK Migas Siapkan Dana Rp 46,8 Triliun


Selasa, 03 Desember 2024 / 13:17 WIB
Genjot Industri Hulu Migas, SKK Migas Siapkan Dana Rp 46,8 Triliun
ILUSTRASI. Kementerian ESDM dan SKK Migas memiliki dana Rp 15 triliun dan dana tambahan US$ 2 miliar untuk mendukung industri hulu migas.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memiliki dana sebesar Rp 15 triliun dan dana tambahan US$ 2 miliar untuk mendukung industri hulu migas, seperti eksplorasi migas dan infrastruktur hulu migas. 

Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan, Menteri ESDM telah berupaya menyediakan dana sebesar Rp 15 triliun per tahun dan tambahan dana sekitar US$ 2 miliar untuk kegiatan eksplorasi hulu migas.

Dengan demikian, SKK Migas memiliki total dana sekitar Rp 46,8 triliun (Rp 15 triliun + US$ 2 miliar atau sekitar Rp 31,8 triliun asumsi kurs Rp 15.842) untuk menggenjot industri hulu migas. 

Baca Juga: Genjot Investasi Hulu Migas, SKK Migas Revisi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa

Penasihat Ahli Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf menjelaskan, dana Rp 15 triliun anggaran ini berasal dari usulan Menteri ESDM agar sekitar 10-15% dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Kementerian ESDM dikembalikan ke kementerian untuk investasi. 

Dana ini tidak sepenuhnya digunakan untuk eksplorasi, tetapi juga untuk infrastruktur seperti jaringan gas (jargas). Menteri ESDM akan memberikan penjelasan lebih rinci.

"Jadi, tidak seluruhnya Rp 15 triliun digunakan untuk eksplorasi saja, tapi digunakan untuk infrastruktur jaringan gas (jargas)," kata Nanang usai ditemui dalam agenda Media Briefing SKK Migas di Jakarta, Selasa (3/11).

Adapun, dana tambahan sebesar US$ 2 miliar, dana ini berasal dari komitmen pasti yang dibuat ketika perusahaan migas (kontraktor migas/KKKS) memperpanjang kontrak mereka.

"Kebijakan ini dirancang agar dana tersebut diprioritaskan untuk eksplorasi, baik di area kontrak yang ada atau di wilayah baru (open area)," ujar Nanang.

Baca Juga: Investasi Hulu Migas Meleset dari Target

Nanang mencontohkan, pada tahun 2021, di area Jambi Merang, sebagian besar eksplorasi dilakukan di wilayah open area karena area kontrak sudah padat. Mereka melakukan survei seismik sepanjang 32.000 km untuk menghasilkan data baru yang berguna untuk studi regional dan eksplorasi.

Kontan mencatat, SKK Migas melaporkan realisasi investasi hulu migas hingga Oktober 2024 mencapai US$10,3 miliar atau setara Rp 162,740 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.800).

Meskipun masih jauh dari target tahunan sebesar US$ 17,7 miliar, angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 100,9% dibanding periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar US$ 10,2 miliar. 

Selanjutnya: Bocoran Spesifikasi Xiaomi 15 Ultra: Kamera 200 MP, Baterai Tak Sampai 6.000 mAh

Menarik Dibaca: Sinar Mutiara Bangun Komitmen dengan Reseller Lewat Pelatihan dan Penghargaan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×