kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Solusi FCTC, produksi rokok putih harus dikurangi


Senin, 28 April 2014 / 14:58 WIB
Solusi FCTC, produksi rokok putih harus dikurangi
Bagong Suyanto, guru besar FISIP Universitas Airlangga Surabaya


Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Dilema pemerintah terhadap kebijakan tembakau, yakni antara mencari pendapatan negara, mengurangi jumlah perokok untuk kesehatan dan menambah lapangan pekerjaan semestinya bisa terjawab jika pemerintah bersikap tegas.

span style="orphans: auto; text-align: start; widows: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; float: none; word-spacing: 0px;">Salah satu jalan tengah yang semestinya diambil pemerintah adalah mengurangi produksi rokok putih dan rokok kretek putih atau rokok mild, dan memperbanyak produksi rokok kretek khas Indonesia.

span style="orphans: auto; text-align: start; widows: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; float: none; word-spacing: 0px;">Wakil Ketua Komisi XI, Harry Azhar Azis, mengungkapkan hal itu kepada wartawan usai menjadi pembicara pada diskusi tentang cukai di Jakarta, pekan lalu.

span style="orphans: auto; text-align: start; widows: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; float: none; word-spacing: 0px;">Menurut Harry, strategi mengurangi rokok putih dan rokok kretek putih bisa jadi cara baik untuk menambah lapangan kerja. "Rokok putih telah mengurangi tenaga kerja di industri rokok karena adanya penggunaan mesin dalam pembuatannya," kata Hari.

span style="orphans: auto; text-align: start; widows: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; float: none; word-spacing: 0px;">Hal ini mengingat, tambah Hari, sekalipun industri rokok pesat dan konsumsi rokok terus meningkat. Namun jika ditelisik, penyerapan tenaga kerjanya sangat kecil, yakni hanya menyerap sebanyak 6 juta orang.

span style="orphans: auto; text-align: start; widows: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; float: none; word-spacing: 0px;">Berdasarkan data dari Center of Information and Development Studies (CIDES) Indonesia, pasar rokok kretek tradisional hanyalah 23% di Indonesia. Tapi mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 86,9%. Berbeda dengan pasar rokok kretek mesin yang pasarnya 69% di Indonesia. Tapi penyerapan tenaga kerjanya hanya 11,7%.

span style="orphans: auto; text-align: start; widows: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; float: none; word-spacing: 0px;">Oleh karena itu, tambah Harry, saat produksi rokokĀ  mesin turun, pemerintah tetap kejar target untuk meraih tinggi pendapatan cukai. Nah dari situlah, pemerintah dan pengusaha rokok kretek meningkatkan produksi rokoknya.

span style="orphans: auto; text-align: start; widows: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; float: none; word-spacing: 0px;">Dari sisi isu kesehatan kebijakan ini lebih adil, karena selama ini, perokok pemula-lah yang menggandrungi rokok putih atau tidak suka rokok kretek. Sehingga dengan kebijakan ini, jumlah perokok di bawah umur bisa berkurang.

span style="orphans: auto; text-align: start; widows: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; float: none; word-spacing: 0px;">"Dengan begitu akan lebih banyak penyerapan tenaga kerja di industri rokok, cara itu bisa bertambah sampai 10 juta pekerja bahkan lebih di industri rokok nasional," kata Hari. (Sanusi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×