kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tancap gas di proyek LRT Jabodetabek dan Palembang


Selasa, 25 April 2017 / 11:20 WIB
Tancap gas di proyek LRT Jabodetabek dan Palembang


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Pemerintah masih optimistis, proyek kereta api ringan atau light rail transit (LRT) Jabodetabek bisa beroperasi seusai target. Bahkan Kepala Subdirektorat Kelayakan Jalan Kereta Api Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Jumardi menyebutkan, pembahasan sudah sampai soal tarif. Pembahasan tarif itu sudah dibahas dengan Menko Kemaritiman.

Dari tiga usulan tarif, yakni Rp 10.000, Rp 12.000 dan Rp 15.000, keputusan tarif LRT Jabodetabek adalah Rp 12.000 per orang. "Supaya banyak orang beralih ke transportasi umum. Tapi masih harus mempelajari rencana bisnis investor, yakni PT Kereta Api Indonesia (KAI) kepada Kementerian Perhubungan," katanya, Jumat (22/4).

Bila tarif tersebut berlaku, pemerintah harus memberi subsidi. Lantaran dalam perhitungan awal, lintasan Cibubur-Cawang- Dukuh Atas idealnya bertarif Rp 40.000 per orang.

Meski sudah ada perhitungan tarif, pendanaan dari proyek ini masih terkendala. Penyebabnya klasik: keterbatasan anggaran. Proyek yang sejatinya dibiayai APBN dan prasarananya dari PT KAI, kini harus berubah. Menurut Jumardi, skema pendanaan nanti adalah dari APBN cukup 30%, melalui suntikan modal ke KAI. Sisanya dari pinjaman perbankan.

Makanya, pemerintah tengah merevisi Peraturan Presiden Nomor 65 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Keretaapi Ringan untuk bisa menyelesaikan persoalan pendanaan. Proyek LRT Jabodetabek memakan dana hingga Rp 27 triliun.

Jumardi memastikan konstruksi proyek LRT Jabodetabek terus dikerjakan oleh PT Adhi Karya Tbk. Per 14 April 2017, progres proyek ini sudah mencapai 12%, dengan perincian lintasan Cibubur-Cawang 25,4%, Cawang-Dukuh Atas 1,4% dan Cawang-Bekasi Timur 11,9%.

Sedangkan progres pembangunan proyek sejenis di Palembang, saat ini sudah mencapai 40,6% pada pertengahan April ini. Menurut Jumardi, pembangunan fisik proyek transportasi massal menyambut Asian Games 2018 tersebut baru bisa rampung Januari tahun depan. Penyebabnya, ada sedikit kendala dalam pembangunan jalur yang melewati Jembatan Sungai Musi. Lantaran membutuhkan perhatian ekstra, progres konstruksi di jalur ini baru 20%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×