kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tekan penurunan produksi, Kementan upayakan peremajaan tanaman kopi


Selasa, 12 April 2011 / 08:15 WIB
Tekan penurunan produksi, Kementan upayakan peremajaan tanaman kopi
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Herlina KD | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Akibat curah hujan tinggi, tanaman kopi tidak bisa berproduksi secara normal. Sehingga, produksi kopi tahun ini tidak akan mencapai target yang dipatok sebanyak 709.000 ton.

Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar Kementerian Pertanian Azwar AB mengungkapkan, Kementan akan melakukan upaya agar bisa menekan penurunan produksi kopi. Salah satu caranya dengan melakukan intensifikasi dan rehabilitasi tanaman kopi.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Gamal Nasir bilang, akibat curah hujan tinggi tahun ini produksi kopi nasional diperkirakan akan turun. "Kemungkinan produksi kopi sekitar 20% - 30% dari target yang telah ditetapkan," ujarnya beberapa waktu lalu. Jika mengikuti hitungan ini, artinya tahun ini produksi kopi nasional hanya akan mencapai sekitar 496.300 ton - 567.200 ton.

Tapi, Azwar bilang untuk menekan terjadinya penurunan produksi kopi nasional, Kementan akan melakukan beberapa upaya. "Kementan akan melakukan upaya peremajaan dan rehabilitasi tanaman kopi," ujarnya di Jakarta Senin (11/4). Kementan juga berencana untuk melakukan sistem kluster tanaman kopi di beberapa sentra tanaman kopi.

Seperti diketahui, selama ini ada beberapa daerah sentra penghasil kopi yang potensial di Indonesia seperti Aceh Tengah untuk kopi arabika, dan Lampung untuk sentra tanaman kopi robusta. Hingga tahun 2010 lalu produksi luas areal tanam kopi Indonesia seluas 1,268 juta hektare (ha) dengan total produksi sebanyak 684.076 ton.

Tahun ini, luas areal lahan kopi diperkirakan meningkat menjadi 1,308 juta ha dengan total produksi 709.000 ton. Dari total areal itu, sebanyak 82% lahan ditanami kopi robusta, sementara 18% ditanami kopi arabika.

Azwar mengatakan, sebenarnya program peremajaan dan rehabilitasi tanaman kopi sudah dilakukan sejak tahun lalu. Berdasarkan data Kementan, tahun lalu Kementan telah melakukan rehabilitasi tanaman kopi. Untuk jenis kopi arabika, peremajaan dan rehabilitasi dilakukan di 12 provinsi yang mencakup 26 kabupaten dengan total luas areal 5.299 ha.

Sedangkan untuk jenis kopi robusta, tahun lalu Kementan telah melakukan peremajaan dan rehabilitasi di 5 provinsi yang mencakup 7 kabupaten dengan luas areal 447 ha. Sayangnya, untuk tahun ini Kementan belum memiliki data pasti berapa besar luas areal tanam kopi yang akan direhabilitasi dan diremajakan.

Masalahnya, program peremajaan saat ini sedikit sulit dilakukan, harga kopi saat ini sedang tinggi, petani enggan melakukan peremajaan. Sebab, peremajaan tanaman setidaknya butuh waktu 3 tahun untuk bisa mendapatkan hasil panen.

Sedangkan untuk rehabilitasi tanaman, dibutuhkan waktu lebih pendek yaitu sekitar 1,5 tahun - 2 tahun untuk bisa berproduksi kembali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×