kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asing mendominasi permintaan lahan di Puradelta Lestari (DMAS)


Kamis, 27 Agustus 2020 / 15:51 WIB
Asing mendominasi permintaan lahan di Puradelta Lestari (DMAS)
ILUSTRASI. Pengembang kawasan industri, PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) bakal menggarap pasar hasil relokasi pabrik dari luar negeri.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembang kawasan industri, PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) bakal menggarap pasar hasil relokasi pabrik dari luar negeri. Hal tersebut menyusul permintaan lahan yang didominasi dari asing.

Direktur Puradelta Lestari Tondy Suwanto menyebutkan, hingga tutup tahun ini DMAS memiliki permintaan lahan seluas 130 hektare (ha). "60% dari asing dan sisanya domestik," ujarnya dalam paparan publik live, Kamis (27/8).

DMAS memanfaatkan rencana relokasi perusahaan asal China dan Jepang. Selain itu, DMAS juga memanfaatkan koneksi yang dimiliki Sojitz Corporation selaku pemegang saham DMAS untuk menggaet investor asing.

Karenanya, DMAS terus menjalin komunikasi secara intens dengan pembeli potensial itu. Sayang, Tondy enggan membeberkan perusahaan-perusahaan yang ingin membeli lahan di kawasan DMAS. Yang jelas, peminatnya berasal dari berbagai sektor seperti otomotif dan turunannya, pergudangan, serta pusat data.

Hingga semester I-2020, DMAS mampu menjual lahan seluas 51 ha. Angka tersebut setara dengan Rp 1,05 triliun.

Baca Juga: Marketing sales Puradelta Lestari (DMAS) di semester I-2020 capai Rp 1,05 triliun

Khusus di kuartal II 2020, DMAS mencatatkan penjualan lahan seluas 19 ha.  "Kami tidak bisa bilang namanya, tapi yang bisa saya katakan sektornya dari otomotif dan sektor yang berkaitan dengan pusat data," kata Tondy.

Dari sisi harga, DMAS juga senantiasa berupaya meningkatkan harga lahan. Tahun ini, DMAS menawarkan lahan industrinya dengan kisaran harga Rp 2,2 juta per meter persegi (m2) hingga Rp 3 juta per m2.

Kemudian, untuk residensial Rp 4,5 juta per m2 - Rp 5,5 juta per m2 dan komersial Rp 6,5 juta per m2 - Rp 8 juta per m2. Namun, Tondy menyebutkan, untuk besar harga tergantung hasil negosiasi.

Hingga semester I 2020, DMAS memiliki tabungan lahan seluas 1.293 ha. Rinciannya, lahan industri seluas 423 ha, komersial 494 ha, dan hunian 376 ha.

Menurutnya, untuk tabungan lahan komersial dan hunian masih akan cukup untuk 20 tahun mendatang. Sementara untuk industri sekitar 8 tahun.

Oleh sebab itu, Tondy bilang, penambahan tabungan lahan terus dilakukan. Tahun ini, DMAS telah menganggarkan 30% dari total anggaran belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar Rp 700 miliar untuk akuisisi lahan. Namun, untuk realisasi akuisisi lahan di tahun ini masih kecil.

"Akuisisi tetap dilakukan, tapi memang belum begitu besar hanya beberapa di sekitar Deltamas. Capex untuk infrastruktur tetap berjalan sesuai jadwal walaupun ada penundaan sedikit," ujarnya.

DMAS berharap kinerja tahun ini bisa menyamai pencapaian tahun lalu. "Kemungkinan kami coba paling tidak 90% dari tahun lalu," imbuh Tondy.

Baca Juga: Prospek Puradelta Menarik, Simak Rekomendasi Analis untuk Saham DMAS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×