kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45914,93   -8,56   -0.93%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini strategi Setiawan Dwi Tunggal menjaring pasar milenial


Jumat, 15 Februari 2019 / 09:33 WIB
Ini strategi Setiawan Dwi Tunggal menjaring pasar milenial


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pengembang semakin fokus memperhatikan segmen milenial saat ini. Jumlah milenial sangat besar saat ini dan sebagian besar belum memiliki hunian lantaran kalangan ini lebih senang mengejar tren gaya hidup dibandingkan berhemat untuk segera memiliki rumah. Salah satu pengembang yang menaruh perhatian khusus pada pasar milenial adalah PT Setiawan Dwi Tunggal. Pengembang ini melihat gaya hidup milenial tersebut memang tidak salah asalkan masih bisa lebih bijak mengelola keuangan dan masih memiliki anggaran untuk segera punya hunian.

Peony Tang, Direktur Utama PT Setiawan Dwi Tunggal mengatakan, pihaknya saat ini memiliki program yang bisa meringankan milenial dalam memiliki hunian apartemen. Salah satunya adalah dengan menawarkan program ‘Nabung DP’ untuk The Parc Apartemen.

Melalui program ini, milenial hanya perlu mencicil DP 20% sebesar sekitar Rp 3,3 jutaan hingga 24 kali. Setelah itu dilanjutkan dengan mencicil KPA sebesar Rp 3 juta per bulan. Artinya dalam satu hari, para calon konsumen hanya perlu menyisakan Rp 99.000 per hari.

"Untuk secangkir kopi di kafe, atau berbelanja pakaian, kaum milenial harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 50.000-Rp 150.000. Kalau sebulan minimal Rp 1,5 juta. Padahal, dengan pengeluaran demikian, selama setahun, kaum milenial sudah mampu membayar DP dan mencicil apartemen seharga Rp 325 juta," jelas Peony dalam keterangan resminya dikutip, Jumat (15/2).

Selain gaya hidup, yang menjadi kendala kaum milenial untuk memiliki properti, menurut Peony juga akibat naiknya harga properti. Bahkan sebuah studi menyebutkan bahwa dalam 10 tahun mendatang, harga hunian tak lagi terjangkau.

Sementara menurut kajian Colliers, salah satu pilihan hunian bagi kaum milenials adalah apartemen. Hal ini karena apartemen dianggap lebih praktis dengan segala fasilitasnya mulai dari kafe hingga tempat pertemuan (meeting).

“Apartemen menjadi pilihan karena kalangan muda saat ini menginginkan tempat tinggal yang dekat dengan aktivitas bisnis, apalagi bila di sekitar apartemen terdapat ruang berbagi kantor (coworking space) yang bisa disewa secara harian atau bulanan,” ujar Peony.

Kepraktisan dan fasilitas menjadi salah satu pertimbangan. Menurut Peony, milenial, sangat terampil dengan teknologi dan cenderung memilih yang serba praktis. Apartemen merupakan solusi bagi gaya hidup yang sudah melekat pada kaum milenial.

The Parc, merupakan hunian vertikal pertama yang dikembangkan di kawasan SouthCity seluas 5,5 hektare (ha). Apartemen yang kembangkan oleh PT Setiawan Dwi Tunggal ini dihadirkan sebagai hunian coliving pertama di Indonesia.

Sejak mulai dipasarkan Juni 2018 lalu, The Parc sudah terjual sekitar 30%-40% dari total 392 unit di tower pertama. “Kami targetkan penjualan hingga 70% di tahun ini dan selanjutnya kami akan memasarkan tower kedua,” pungkas Associate Director SouthCity, Stevie Faverius Jaya.

The Parc Apartemen terdiri dari tiga tower setinggi 13 lantai yang direncanakan sebanyak 1.701 unit. Tower pertama yang direncanakan mulai dibangun pada akhir tahun ini menyediakan 3 tipe, yakni Studio (22,55 m²), 1 Bedroom (30,06-36,66 m²) dan 2 Bedroom (45,10 m²). Saat ini, The Parc dibandrol dengan harga promo dan terjangkau mulai dari Rp 325 juta sampai dengan Rp 700 jutaan per unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×