kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemperin perkuat struktur teknologi digital untuk capai revolusi industri 4.0


Senin, 06 Mei 2019 / 12:15 WIB
Kemperin perkuat struktur teknologi digital untuk capai revolusi industri 4.0


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemperin) mendorong pengembangan Internet of Things (IoT) guna memperkuat struktur teknologi digital dalam upaya menuju implementasi revolusi industri 4.0. Apalagi, Indonesia bakal bertransformasi menjadi ekosistem bisnis IoT bernilai sebesar Rp 444 triliun pada tahun 2022.

Peluang Indonesia menjadi ekosistem IoT sangat besar. Potensi ini juga bisa dilihat dari jumlah pengguna internet di Tanah Air yang lebih dari 140 juta orang. "Intinya, transformasi industri 4.0 adalah kunci sukses pembangunan Indonesia pada masa mendatang," kata Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemperin, R Janu Suryanto dalam keterangan resminya, Senin (6/5).

Janu menyampaikan, implementasi industri 4.0 juga dinilai akan mendorong peningkatan investasi oleh perusahaan, terutama yang terkait dengan penggunaan teknologi terkini seperti IoT. Langkah tersebut diyakini mendukung peningkatan pada produktivitas dan daya saing di sektor manufaktur serta dapat menciptakan ekosistem inovasi.

Untuk itu ia mengatakan, Indonesia jangan hanya menjadi pasar dari ekonomi digital, melainkan juga memanfaatkan pengembangan ekonomi digital tersebut sehingga industrinya semakin tumbuh dan berdaya saing.

Adapun lima teknologi utama yang menopang pembangunan sistem industri 4.0, yaitu IoT, artificial intelligence (AI), humanmachine interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D printing.

Janu menambahkan, penerapan industri 4.0 merupakan upaya untuk melakukan otomatisasi dan digitalisasi pada proses produksi, dengan ditandai meningkatnya konektivitas, interaksi, serta batas antara manusia, mesin, dan sumber daya lainnya yang semakin konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi.

Digitalisasi di sektor industri akan membawa perubahan terhadap sistem manufaktur, dengan dipengaruhi oleh gelombang teknologi baru, jelasnya. Dalam hal ini, misalnya, bagian produksi akan mengalami transformasi yang didorong oleh teknologi berorientasi pelanggan. Selain itu, teknologi tersebut juga menyediakan peluang untuk sistem produksi dan model bisnis baru yang fleksibel.

Guna memaksimalkan pemanfaatan teknologi terkini, perlu mengidentifikasi keterampilan baru yang dibutuhkan. "Untuk itu, penting melakukan upaya peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) industri. Pada era transformasi ini, pemerintah telah berusaha keras menyiapkan SDM yang mumpuni dalam menyongsong industri 4.0," tuturnya.

Janu menyebutkan, untuk mendorong pengembangan SDM industri yang mampu kompeten dalam era digital, Kemenperin terus mendukung berbagai kegiatan yang bertujuan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat di bidang teknologi.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendukung kompetisi pengembangan solusi IoT bertajuk “Bosch IoT Hackathon 2019” yang diinisiasi oleh penyedia layanan dan teknologi global asal Jerman, Bosch, yang rencananya digelar pada bulan Oktober.

"Harapannya, kompetisi tersebut memunculkan ide-ide baru yang kemudian bisa diwujudkan dalam prototipe produk yang siap dipasarkan. Sehingga, event itu akan mendorong terciptanya produk-produk dengan kandungan lokal yang lebih besar," paparnya.

Bosch IoT Hackathon 2019 bertujuan menumbuhkan kreativitas dan semangat inovasi di kalangan digital natives (pengguna perangkat teknologi) di Indonesia. Format kompetisi ini menantang peserta di ranah IoT untuk secara berkelompok saling berpacu menyusun dan mengembangkan ide sampai ke model bisnisnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×