Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memproyeksi produksi minyak Blok Rokan pada tahun depan akan menurun hingga 180.000 barrel oil per day (BOPD). Hingga Juli 2018, produksi minyak dari Blok Rokan masih bisa mencapai sekitar 210.000 BOPD.
Selain faktor penurunan produksi alami yang biasa terjadi di blok-blok migas tua, penurunan produksi minyak Blok Rokan juga dipengaruhi oleh pengurangan kegiatan migas di blok tersebut.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Djoko Siswanto mengatakan Chevron Pacific Indonesia (CPI) memang tidak akan banyak melakukan pengeboran setelah pemerintah memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak Chevron di Blok Rokan setelah 2021.
"Karena mereka tidak diperpanjang jadi tidak banyak lakukan drilling. Memang declining, kalau dia tidak work service, tidak mengebor, ya turunlah,"jelas Djoko Jumat (31/8).
Dengan berkurangnya kegiatan migas seperti pengeboran di Blok Rokan, maka investasi Chevron di Blok Rokan pun menurun. Namun Djoko tidak menyebut jumlah penurunan investasi dan pengeboran yang dilakukan Chevron di Blok Rokan.
"Investasi kan pengeboran, berkurang sekali mengebornya karena dia tidak diperpanjang. Dia pengeboran sekarang, hasil produksinya buat orang lain nanti, kan tidak hari ini mengebor hari ini produksi," jelas Djoko.
Dengan begitu, Djoko menyebut ketika Blok Rokan dialihkan kepada PT Pertamina (Persero) sudah bisa dipastikan produksi Rokan akan mengalami penurunan. "Iya, turun. Tahun depan saja 180.000-an(BPOD)," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
