Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indonesia dipastikan bakal sangat bergantung pada impor daging sapi asal Australia. Awal Agustus lalu, Pemerintah Indonesia telah sowan ke Queensland, Australia untuk meneken kerjasama pengadaan daging sapi.
Alih-alih menjaga harga daging sapi terjangkau di pasar ketimbang meningkatkan produktifitas dalam negeri. Pemerintah memilih mendatangkan sapi dari Queensland.
Awal Agustus lalu, Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM), Mahendra Siregar telah bertemu dengan Menteri Pertanian Australia, Barnaby Joyce di Queensland, Australia. Pertemuan tersebut menekankan kerjasama terkait kemitraan investasi dua arah antara Indonesia dengan Australia di bidang peternakan dan daging sapi.
Kerjasama fokus pada investasi bidang pembiakan ternak sapi, pengelolahan hingga logistik daging sapi. Indonesia akan menjadi mitra startegis Australia dalam perternakan sapi. Kerjasama yang termuat dalam Partnership on Food Security in Red Meat and Cattle Sector yang berlangsung sampai tahun 2024.
Deputi Bidang Promosi dan Investasi Badan Kordinasi Penanaman Modal Himawan Djojokusumo menjelaskan kerjasama ini akan berlangsung selama 10 tahun. "Setiap dua tahun sekali akan kami evaluasi," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (20/8).
Sekedar informasi, pada kuartal ketiga tahun ini Indonesia telah menerbitkan kuota impor sebesar 167.000 ekor sapi dari Australia. Selama periode 12 bulan sebelum April 2014, Indonesia telah mengimpor 493.874 ekor sapi dari Australia naik 45% dibandingkan periode sama tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News