Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Badai resesi global, rupanya, tak mempengaruhi kinerja PT Waskita Karya. Buktinya, perusahaan kontraktor pelat merah tersebut bisa meraih kontrak proyek senilai Rp 7 trililiun di sepanjang tahun 2009.
Direktur Utama Waskita Karya M. Choliq mengatakan, nilai kontrak tersebut lebih tinggi ketimbang nilai kontrak pada tahun lalu yang hanya Rp 3,3 triliun. "Nilai kontrak tersebut on hand sebesar Rp 7 triliun, baik kontrak di dalam negeri maupun di luar negeri," ujar M. Choliq, Rabu (21/10).
Ia menjelaskan, kontrak tersebut sebagian besar untuk membiayai program infrastruktur di dalam negeri. Sedangkan untuk porsi kontrak dari luar negeri hanya 10% dari nilai kontrak.
Sayangnya, Choliq belum berani menargetkan nilai kontrak proyek yang bisa dipatok perusahaannya di tahun 2010. Choliq mengaku, saat ini pihaknya masih melakukan proses kalkulasi proyek. Selain itu, Waskita juga sedang menunggu pencairan dana segar dari PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).
Akibat dari kasus kelebihan pencatatan (overstate) laporan keuangan perusahaan sejak 2004 beberapa waktu lalu, Waskita menjadi salah satu pasien PPA. Departemen Keuangan dan Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah setuju untuk menyuntikkan dana segar ke Waskita guna menutup overstate tersebut. "Prinsipnya sudah disetujui, tapi belum cair dananya," ujar Choliq.
Choliq menyebutkan, jumlah dana yang harus disuntikkan ke Waskita mencapai Rp 475 miliar. Karena itu, dia berharap, pencairan dana untuk restrukturisasi perusahaan dapat dilakukan akhir tahun ini.
Dengan demikian, Waskita dapat melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum saham perdana (initial public ffering/IPO) pada 2010. Dari IPO itu, Waskita berharap dapat meraup dana segar sebesar Rp 600 miliar. Dana dari aksi korporasi itu rencananya akan dioptimalkan untuk membiayai ekspansi perseroan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News