Reporter: Gloria Haraito |
SHANGHAI-CHINA. Bisnis tambang yang menggeliat mendorong peningkatan bisnis alat berat. Tengok saja PT Intraco Penta Tbk.Tahun depan, perusahaan ini menargetkan pendapatan sebesar Rp 2,7 triliun, tumbuh 42,1% dari target pendapatan tahun ini sebesar Rp 1,9 triliun. “Kami yakin target ini bisa tercapai disebabkan oleh peningkatan aktivitas tambang,” ujar Fred L Manibog, Direktur Keuangan Intraco di Shanghai, Rabu (24/11).
Dari pendapatan ini, sebanyak 63% - 65% berasal dari alat berat. Sementara sisanya berasal dari bisnis pembiayaan, manufaktur suku cadang alat berat, dan lain-lain. "Pendapatan ini akan diperoleh dari penjualan 1.000 unit alat berat," imbuh Fred.
Jumlah ini tumbuh 25% dari target penjualan alat berat tahun ini yang sebesar 800 unit. Sebanyak 600 unit di antaranya merupakan alat berat merek Volvo, antara lain berupa articulated hauler.
Alat berat berupa truk tersebut menyasar pasar premium. Harganya sekitar US$ 400.000 per unit. Di Indonesia, Volvo menguasai 65% pasar truk articulated hauler. Sejak 2003 hingga sekarang, populasi articulated hauler Volvo di Indonesia mencapai 1.000 unit. Tahun depan, populasi ini diperkirakan akan bertambah hingga 1.300 unit.
Pesaing Volvo di kelas ini antara lain Komatsu, Caterpillar, Terex, dan Moxi Sneaker. “Tahun ini kami memasang target penjualan articulated hauler Volvo mencapai 250 unit,” kata Willy Rumondour, Direktur Intraco Penta.
Tahun depan, target penjualan mereka naik menjadi 300 unit. Alat berat lain yang dipasarkan oleh Intraco Penta adalah ekskavator Volvo. Harganya sekitar US$ 600.000 per unit. "Penjualan ekskavator akan cerah karena satu unit articulated hauler membutuhkan empat ekskavator," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News