Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Edy Can
JAKARTA. Kementrian Pertanian menargetkan 200 perusahaan menerima sertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) pada 2013. Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Gamal Nasir berencana menambah jumlah auditor untuk mencapai target tersebut.
Bukan hanya itu. Dia juga akan memperbanyak lembaga sertifikasi dan mempercepat pengklasifikasian perkebunan. "Pada 2014 kami menargetkan semua perusahaan sudah melakukan sertifikasi," kata Gamal, Senin (14/1).
Saat ini baru ada tujuh lembaga sertifikasi yang diakui dan diterbitkan oleh pemerintah. Ketujuh itu yakni PT Mutu Agung Lestari, PT Sucofindo, PT TUV Nord Indonesia, PT TUV Rheinland Indonesia, PT SAI Global Indonesia, PT SGS Indonesia dan PT Mutu Hijau Indonesia. "Semakin banyak lembaga sertifikasi, perusahaan akan makin banyak pilihan sehingga kegiatan sertifikasi juga cepat," tandasnya.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, setidaknya ada 820 perusahaan perkebunan yang telah memenuhi prasyarat ISPO. Rinciannya, kategori kelas I sebanyak 182 perusahaan, kelas II sebanyak 304 perusahaan dan kelas III sebanyak 334 perusahaan.
Kementerian Pertanian juga akan mensosialisasikan ISPO baik di dalam dan luar negeri. Untuk di dalam negeri, sosialisasi dilakukan di pusat dan propinsi sentra-sentra pengembangan kelapa sawit. Sedangkan sosialisasi di luar negeri akan dilakukan ke China, Pakistan dan India. Catatan saja, ketiga negara ini adalah tujuan ekspor CPO utama Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News