Reporter: Fitri Nur Arifenie, Emma Ratna Fury | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Pemerintah akan mendongkrak produksi karet lewat program gerakan nasional karet. Program yang akan dimulai di 2014 ini menargetkan penanaman lahan karet seluas 450.000 hektare (ha).
Herdrajat Natawidjaya, Direktur Tanaman Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementrian Pertanian (Kemtan) bilang, usulan program itu sudah final. "Proposal sudah di tangan presiden, tinggal menunggu arahan," katanya, akhir pekan lalu.
Dimulai tahun depan, program gerakan nasional karet akan dilakukan bertahap selama tiga tahun. Sayang, Herdrajat mengaku tidak terlalu hafal nilai anggaran yang dibutuhkan termasuk target peningkatan produksi.
Yang pasti, menurut Herdrajat, program ini akan mampu menaikkan kualitas dan kuantitas hasil sadapan karet petani rakyat. Dengan program itu hasil peningkatan produksi akan dirasakan dalam empat tahun mendatang.
"Sambil menunggu hasil lateks, petani bisa menanam tanaman pertanian lainnya untuk tambahan mata pencaharian," kata Hendrajat.
Petani perkebunan rakyat memang menjadi sasaran program gernas karet. Hal itu karena produktivitas kebun karet rakyat saat ini masih sangat rendah, sekitar 0,9 ton per ha per hari. Bandingkan dengan tingkat produktivitas perkebunan karet swasta yang mencapai 1,3 ton sampai 1,6 ton per ha.
Data Kemtan menunjukkan luas perkebunan karet di Indonesia pada tahun lalu mencapai 3,45 juta ha. Dari jumlah itu perkebunan karet rakyat sebanyak 2,93 juta ha, perkebunan karet milik negara seluas 240.000 ha, dan perkebunan swasta 284.000 ha.
Dari luas perkebunan sebesar itu, realisasi produksi karet 2012 mencapai 2,77 juta ton. Lebih rendah 12,6% dibanding tahun lalu sebesar 3,04 juta ton.
Sebenarnya bukan hanya perkebunan karet rakyat saja yang produksinya terus mengkerut. Perkebunan karet milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga menunjukkan penurunan. Pada 2012 produksi karet BUMN sebanyak 207.515 ton, turun 8,37% dari dari tahun sebelumnya sebesar 209.266 ton.
Muhammad Zamkhani Deputi Bidang Usaha Industri Primer Kementerian BUMN sebelumnya pernah mengatakan, penurunan produksi karet perkebunan BUMN terjadi karena usia tanaman yang sudah tua. Selain itu juga banyak petani plasma yang mengalihkan tanaman ke sawit sehingga luas areal menghasilkan mencapai turun 1,8% dari 97.216 ha pada 2011 menjadi 95.448 ha pada 2012.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News