Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek LNG Abadi di Blok Masela terus dikebut penyelesaiannya.
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengungkapkan bahwa Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta agar proses Front-End Engineering Design (FEED) Proyek LNG Abadi di Blok Masela bisa rampung paling lambat akhir 2025.
"Ini sebentar lagi akan ditandatangani pemenang tender untuk FEED dan Bapak Menteri minta FEED ini bisa selesai pada akhir tahun ini, sehingga 2026 sudah mulai tender-tender pengadaan barang dan jasanya," kata Djoko saat konferensi pers kinerja SKK Migas semester I-2025 di Jakarta, Senin (21/7).
Proyek LNG Abadi yang digarap oleh INPEX Corporation melalui anak usahanya INPEX Masela Ltd. menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) di sektor energi. Proyek ini diproyeksikan menyumbang produksi kondensat hingga 35.000 barel per hari (bph) di masa puncaknya.
Baca Juga: Inpex Mulai Garap Proyek Abadi Masela
INPEX saat ini tengah menyelesaikan tahap akhir proses tender dan dalam waktu dekat akan memulai fase FEED.
Executive Project Director INPEX Masela, Jarrad Blinco mengatakan, proyek Abadi merupakan proyek strategis baik bagi INPEX maupun Indonesia.
Berlokasi di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, proyek ini menghadapi tantangan logistik dan teknis yang kompleks, salah satunya pemasangan pipa yang melintasi Palung Tanimbar dengan kedalaman lebih dari 1.500 meter.
“Fasilitas Floating Production Storage and Offloading (FPSO) yang akan dibangun juga termasuk yang terbesar di Indonesia. Kami akan menggunakan subsea Christmas Tree terbesar yang pernah diproduksi di Indonesia, dan menjadi proyek pertama yang menerapkan teknologi subsea Christmas Tree CCS (carbon capture and storage),” terang Blinco dalam keterangan resmi, Selasa (8/7).
Baca Juga: SKK Migas Dorong Inpex dan Pupuk Indonesia Teken HoA Jual Beli Gas Blok Masela
INPEX meyakini proyek ini akan menjadi salah satu kontributor utama dalam memperkuat ketahanan energi nasional. Teknologi CCS yang diterapkan sejak awal diharapkan turut mendukung agenda dekarbonisasi Indonesia.
Proyek LNG Abadi mencakup pembangunan dua train LNG di darat dengan total kapasitas 9,5 juta metrik ton per tahun (MTPA), penyaluran gas pipa sebesar 150 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk kebutuhan domestik, serta produksi kondensat 35.000 barel per hari.
Saat ini, komposisi kepemilikan di Lapangan Abadi adalah INPEX (65%), Pertamina Hulu Energi Masela (20%), dan Petronas Masela Sdn. Bhd. (15%).
Selanjutnya: Indonesia Plans US$ 8 Billion Refineries Contract with US Firm Amid Tariffs Deal
Menarik Dibaca: Promo Hypermart Weekday Periode 22-24 Juli 2025, Anggur Hijau Diskon Rp 36.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News