Reporter: Anastasia Lilin Y | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kontraktor jasa interior dan produsen furnitur merek Vivere, PT Gema Grahasarana Tbk, merancang target bisnis tahun depan. Perusahaan ini berharap bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba 15%-20% pada tahun 2016.
Proyeksi di atas kertas, bisnis jasa konstruksi interior, mekanis dan listrik berkontribusi 55% tahun depan. Lantas, 25% kontribusi pendapatan dari bisnis laminasi. Selebihnya berasal dari bisnis furnitur dan aksesori.
Kontribusi jasa konstruksi interior memang dominan sejak perusahaan berkode saham GEMA di Bursa Efek Indonesia ini berdiri tahun 1984. Tak cuma mendominasi, bisnis konstruksi interior juga memicu pertumbuhan lini bisnis lain.
"Bisnis konstruksi interior ini memang pendorong dari timbulnya permintaan bagi lini yang lain yang juga merupakan bisnis inti dari perseroan," beber M. Natalia Agus, Deputi Direktur Pengembangan Bisnis dan Sekretaris Korporat PT Gema Grahasarana Tbk kepada KONTAN, Senin (7/12).
Sebagai gambaran, tahun ini Gema Grasarana membidik pendapatan Rp 700 miliar. Dari target itu, perusahaan ini berharap bisa mengantongi laba sekitar Rp 28 miliar.
Jika target kinerja tahun 2015 terpenuhi, berarti hitungan target pertumbuhan pendapatan 15%-20% pada tahun 2016 setara dengan Rp 895 miliar–Rp 840 miliar. Sementara hitungan target laba tahun depan yakni Rp 32,2 miliar-Rp 33,6 miliar.
Target Gema Grahasarana tersebut berangkat dari optimisme pada kondisi ekonomi tahun depan yang membaik. Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia sesuai dengan targetnya sementara nilai kurs rupiah lebih stabil, perusahaan ini berkeyakinan pembangunan properti bakal menggeliat. "Ini menjadi motor penggerak permintaan bagi bisnis kami," ujar Natalia.
Nah, Gema Grahasarana lantas memasang dua strategi mengantisipasi potensi itu. Pertama, mempercepat dan meningkatkan efisiensi proses produksi. Untuk itu, GEMA akan mengucurkan investasi pada mesin produksi, fasilitas pabrik dan sistem teknologi informasi (TI).
Kedua, merintis ekspor dengan mengembangkan produk-produk kreatif. Semisal membikin furnitur berbahan rotan dan mengikuti pameran untuk tujuan ekspor.
Hanya, manajemen Gema Graharana belum membeberkan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) tahun 2016. "Sampai saat ini masih proses," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News