Reporter: Asnil Bambani Amri |
JAKARTA. Asosiasi Produsen Terigu Indonesia (Aptindo) menyisnyalir adanya pembatalan kedatangan puluhan ribu ton terigu impor dari Turki dalam waktu dekat ini. Hal ini disampaikan oleh Fransiscus Welirang, Ketua Umum Aptindo di Kementerian Perdagangan, Kamis malam (19/8).
“Ada 40.000 ton terigu Turki yang tidak datang,” kata Fransiscus yang akrab dipanggil Franky itu.
Menurutnya, saat ini terjadi kekurangan stok gandum di beberapa negara, bahkan negara yang semula menjadi ekspotir gandum saat ini memutuskan untuk tidak mengekspor gandum. Kondisi itu membuat negara produsen banyak yang menahan ekspor gandumnya termasuk Turki yang dinilai Franky ikut terpengaruh kondisi tersebut.
“Hal ini karena adanya kegagalan panen di negara produsen,” terang Franky. Indonesia termasuk sebagai negara yang terkena imbasnya. Sebagai negara importir gandum maka Indonesia dipastikan akan mengalami ganguan suplai gandum maupun terigu.
Hanya saja, Indonesia masih memiliki harapan karena suplai gandumnya tidak tergantung dari negara produsen yang mengalami gangguan produksi seperti Eropa Timur. “Impor kita dari Eropa Timur kira-kira hanya 6%-10%,” kata Franky.
Imbas krisis gandum dunia tersebut tentunya akan dirasakan konsumen di Indonesia; yaitu terkereknya harga jual makanan berbasis gandum. Namun, Franky bilang, hal itu sudah lumrah karena harga gandum dunia tersebut sudah mengalami kenaikan harga US$ 100 per ton.
“Ini pasti berdampak karena ini hukum supply and demand,” tambahnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News