kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

5 Tahun program Tol Laut, Pelni distribusikan 22.497 TEUs muatan ke daerah terpencil


Rabu, 04 November 2020 / 20:03 WIB
5 Tahun program Tol Laut, Pelni distribusikan 22.497 TEUs muatan ke daerah terpencil
ILUSTRASI. Kapal Tol Laut Logistik Nusantara milik PT Pelni


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT Pelni genap lima tahun menjalani penugasan Program Tol Laut, pada hari, Rabu (4/11) sejak diluncurkan pada 4 November 2015. Selama lima tahun mengoperasikan kapal tol laut, Pelni telah mendistribusikan muatan tol laut sebanyak 22.497 TEUs ke wilayah-wilayah tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan atau 3TP.

Direktur Usaha Angkutan Barang PT Pelni Masrul Khalimi merinci, muatan tahun pertama atau pada 2015, kapal tol laut PELNI tercatat hanya membawa muatan sebanyak 99 TEUs.

“Tapi kepercayaan masyarakat terus tumbuh dari tahun ke tahun untuk memanfaatkan kapal tol laut. Tahun 2020 ini, total muatan tol laut sebesar 6.637 TEUs, terdiri atas 4.401 TEUs muatan berangkat dan 2.236 TEUs untuk muatan balik,” jelas Masrul dalam siaran resmi, Rabu (4/11).

Masrul menjelaskan, khusus untuk tahun ini, bukti keberhasilan peran kapal tol laut dalam menumbuhkan perekonomian di wilayah 3TP ditunjukan salah satunya pada Kabupaten Pulau Morotai yang dilayani dua kapal tol laut, KM Logistik Nusantara atau Lognus 3 dan KM Lognus 6. 

Baca Juga: Pelni mengkaji masuknya KM Dorolonda untuk melayani pelayaran menuju Pulau Morotai

“Morotai sudah masuk dalam trayek tol laut sejak 2017. Tapi mulai September 2020 kemarin, Pemerintah setempat meminta satu tambahan kapal tol laut karena muatan balik yang tidak terangkut hanya dengan satu kapal. Penambahan kapal tol laut di Morotai membuktikan terjadi peningkatan perekonomian di wilayah tersebut,” tambah Masrul.

Selain menghidupkan iklim usaha lokal, jadwal kapal tol laut secara regular juga berperan besar dalam menurunkan dan menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok di Morotai.

Sebagaimana diatur dalam Perpres 71/2015, muatan yang diperbolehkan diangkut dengan kapal tol laut terdiri atas kategori kebutuhan pokok hasil pertanian seperti beras, kedelai, cabai, dan bawang merah; kebutuhan pokok hasi industri (gula, minyak goreng, tepung terigu); kebutuhan pokok hasil peternakan dan perikanan (daging sapi, daging ayam, telur, ikan segar); barang penting (benih, pupuk, gas elpiji 3kg, triplek, semen, besi baja, baja ringan) dan barang lainnya (air mineral, bawang putih, garam, obat-obatan dan lain sebagainya).

Pada tahap awal program tol laut diluncurkan, PT Pelni menjadi satu-satunya operator tol laut. Namun, seiring dengan perkembangan program tol laut, terdapat beberapa operator selain PT Pelni, yaitu BUMN lainnya serta perusahaan pelayaran swasta.

Awal pelaksanaan program Tol Laut, PT Pelni mendapatkan tiga trayek yaitu T-1 (KM Caraka Jaya Niaga III-22), T-2 (KM Caraka Jaya Niaga III-32) dan T-3 (KM Caraka Jaya Niaga III-4).

Baca Juga: UU Cipta Kerja bidang pelayaran dinilai akan mempercepat kemajuan sektor kemaritiman

Pada tahun kelima program tol laut ini, PT PELNI menerima sebanyak delapan trayek penugasan tol laut.

Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT PELNI Yahya Kuncoro menambahkan, Pelni optimis di triwulan IV-2020 kinerja tol laut akan terus meningkat seiring bertambahnya kebutuhan masyarakat Indonesia, terutama pada Daerah 3TP. 

“Perusahaan berharap, di tahun kelima program tol laut ini masyarakat semakin merasakan manfaat dari adanya program yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo ini, terutama untuk menjamin konektivitas ekonomi antar pulau dan menekan disparitas harga barang,” tambah Yahya.

Selanjutnya: Kinerja kapal angkutan barang Pelni melonjak 230% di kuartal III

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×