kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

52 perusahaan AS ikut dalam proyek 35.000 MW


Rabu, 02 September 2015 / 12:05 WIB
52 perusahaan AS ikut dalam proyek 35.000 MW


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Megaproyek program kelistrikan 35.000 megawatt (MW) bisa menjadi salah satu program pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk menarik investor asing membenamkan dananya di Indonesia. Salah satu investor yang tertarik untuk berinvestasi dalam program 35.000 MW adalah perusahaan-perusahaan asal negeri Paman Sam.

Kerjasama kedua negara pun terjalin melalui nota kesepakatan (Mou) untuk membentuk Power Working Group. Nota kesepakatan telah ditandatangani oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, dan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Robert.O Blake di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Rabu (2/9).

Dalam Power Working Group tersebut, Amerika menyertakan 11 US goverment agencies and departemen (dinas-dinas Amerika) dan 52 perusahaan asal Amerika untuk mendukung program kelistrikan 35.000 MW di Indonesia.

Blake menyebut, perusahaan yang menjadi anggota dari Power Working Group tersebut merupakan perusahaan yang memiliki keahlian dalam membangun pembangkit listrik dan energi terbarukan yang bersih selain juga memiliki dukungan keuangan, peralatan dan tenaga ahli yang berkomitmen untuk ikut dalam program listrik 35.000 mw.

"Perusahaan ini tidak hanya fokus dalam pembangunan pembangkit listik, tetapi juga berkomitmen untuk melakukan kerjasama jangka panjang,"ujar Blake dalam sambutannya di acara Power Working Group di Kantor Pusat PLN, Rabu (2/9).

Blake juga menyebut rencana pemerintah Indonesia dalam program 35.000 MW seharusnya bisa dicapai. Kesuksesan dari eksekusi program tersebut akan meciptakan energi yang dibutuhkan oleh Indonesia untuk meningkatkan ekonomi. "Kami sangat berkomitmen untuk membantu membawa energi yang terjangkau, bersih, dan terpercaya sesuai dengan visi presiden Jokowi,"ujarnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya mineral (ESDM), Jarman mengatakan penandatangan kesepakatan antara pemerintah Indonesia dan Amerika mampu menguatkan hubungan bilateral kedua negara. Penandatanganan kesepakatan tersebut dilakukan untuk mensukseskan program 35.000 MW.

"Diharapkan penandatanganan ini bisa menguntungkan kedua pihak dan meningkatkan sustainable energi di Indonesia,"kata Jarman.

Sekedar catatan, pemerintah Amerika Serikat melalui Departemen Energi Amerika Serikat tengah melakukan pendanaan untuk jangka waktu 3 tahun sebesar US$ 1,2 juta dalam proyek bertajuk Sustainable Energy for Remote Indonesia Grids (Serig) untuk mendukung usaha pemerintah Indonesia dalam menciptakan energi yang bersih dan meningkatkan elektiktrifikasi di daerah perbatasan.

Proyek Serig ini terdiri dari dua komponen, yaitu proyek uji coba dimana Serig melakukan analisis teknik dan ekonomi untuk energi terbarukan dan teknologi energi efisien untuk menggantikan tenaga listrik menggunakan diesel di beberapa pulau dan daerah perbatasan.

Proyek ini bertujuan untuk menfasilitasi sektor dan mencari solusi untuk tenaga listrik dari energi terbarukan di tiga area yang telah dipilih yaitu Distrik Lamandau di Kalimantan Tengah, Sabu dan Sumba di NTT. Sementara itu, proyek kedua adalah menyediakan strategi untuk mencapai proyek uji coba tersebut secara nasional dengan bekerjasama dengan PLN dan ESDM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×