Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Dengan penurunan harga batubara, membuat PT Renuka Coalindo Tbk menahan diri untuk tidak melakukan ekspansi.
Direktur Utama Renuka, Shantanu Lath mengatakan tahun ini perseroan hanya akan berusaha untuk bisa mencapai pendapatan sama seperti tahun lalu.
Untuk mencapai itu, ada dua strategi yang akan diterapkan oleh Renuka. Pertama, berusaha untuk terus melakukan pengendalian biaya dalam mencapai target produksi.
Renuka beruntung karena beban biaya tereduksi secara alami akibat penguatan nilai dollar AS terhadap rupiah. Selain itu, stabilnya harga solar pada tahun ini juga mampu mengurangi biaya produksi.
Strategi kedua yakni perseroan akan berusaha untuk tetap fokus melanjutkan kontrak pembelian yang ada dengan para end user (pembeli).
Saat ini pembeli hasil produksi batubara Renuka mayoritas berasal dari India dengan persentase mencapai 94%. Sementara sisanya sebesar 6% berasal dari pasar Indonesia.
Shantanu mengaku akan tetap fokus menggarap kedua pasar tersebut hingga tahun depan. Ia memperkirakan penjualan batubara ke India porsinya masih akan sebesar 94%.
"Kami tidak sedang mencoba market baru. Untuk pasar China perlu batubara dengan kalori yang lebih tinggi, sementara Malaysia persaingannya sudah cukup ketat karena suppliernya sudah banyak," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News