kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Acset targetkan laba bersih tumbuh 46% tahun ini


Rabu, 01 Maret 2017 / 06:51 WIB
Acset targetkan laba bersih tumbuh 46% tahun ini


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Acset Indonusa Tbk optimis akan terus bisa mencetak pertumbuhan bisnis sejalan dengan strategi bisnis yang dipersiapkan perseroan. Setelah tahun lalu mampu mencetak kinerja yang memuaskan, perusahaan konstruksi yang tergabung dalam Astra Group ini masih yakin akan tumbuh tahun ini dengan menargetkan laba bersih Rp 100 miliar atau meningkat 46,4% dari tahun 2016.

Sedangkan pendapatan tahun ini ditargetkan sebesar Rp 2 triliun atau hanya tumbuh 11,7%. Target pertumbuhan revenue ini memang lebih rendah dari laba bersih karena Acset Indonusa akan banyak menggandeng partner untuk membentuk perusahaan Join Venture dalam mengincar proyek-proyek baru. Kontribusi proyek-proyek JV tersebut tidak masuk ke pendapatan melainkan ke bagian laba.

Target pertumbuhan kinerja tersebut sejalan dengan target kontrak baru yang dipatok perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode ACST ini sebesar Rp 4,5 triliun tahun ini atau meningkat Rp 700 miliar dari pencapaian tahun 2016.

Untuk mencapai target tersebut, ACST akan terus mengembangkan keahlian di bidang spesialisasi mereka dan fokus membidik proyek infrastruktur melalui aliansi strategis dengan mitra yang terpercaya, baik dengan badan usaha milik negara maupun perusahaan swasta lainnya.

"Sektor infrastruktur diyakini lebih stabil dan seirama dengan strategi usaha Grup Astra dan United Tractors, serta sinergis dengan rencana prioritas pembangunan nasional pemerintah Indonesia." jelas Maria Cesilia Hapsari pada KONTAN baru-baru ini.

Di samping itu, lanjut Maria, pihaknya juga aktif melakukan diversifikasi sebagai kunci utama dalam menghadapi dinamika perekonomian global. Strategi diversifikasi ini adalah dengan meningkatkan safety quality dan inovasi atas pekerjaan-pekerjaan proyek yang mereka garap.

Hal ini diharapkan akan menunjukkan perbedaan ACST dengan kontraktor lain serta untuk mewujudkan visi jangka panjang perseroan menjadi The Largest Private Construction Company di Indonesia tahun 2020.

Sementara untuk mendapatkan proyek infrastruktur, ACST akan mengandalkan strategi JO atau kerja sama operasi. "Kami tidak menargetkan berapa JO tahun ini karena itu tergantung dari proyek yang didapatkan. Bisa saja kami JO untuk project struktur seperti yg kami lakukan di project District 8 dan Indonesia 1." jelas Maria.

Meskipun dukungan nama besar Astra akan menopang pertumbuhan ACST tahun ini, namun perseroan tidak menetapkan secara spesifik jumlah kontrak baru yang akan mereka dapatkan dari internal Grup. Kontraktor ini akan mengincar semua proyek-proyek baru baik dari Astra maupun dari eksternal sesuai denga keahlian dan spesialisasi yang mereka miliki.

Hingga minggu keempat Februari ini, ACST belum berhasil mengantongi kontrak baru. Namun saat ini perseroan tengah menunggu penandatanganan kontrak untuk proyek jalan tol Jakarta-Cikampek Elevated yang hak konsesinya dimiliki Jasa Marga.

Sepanjang tahun 2016, ACST membukukan pendapatan Rp 1,79 triliun, naik 32,2% dibanding periode yang sama tahun 2015, yakni sebesar Rp 1,36 triliun. Laba bersih perseroan meningkat 63% menjadi Rp 68,33 miliar dari Rp 41,92 miliar di tahun 2015. Target kontrak baru tahun lalu juga berhasil mereka lampaui lebih tinggi 7,8%.

Maria menjelaskan, peningkatan signifikan tersebut didukung oleh naiknya pendapatan usaha, efisiensi beban umum dan administrasi yang telah dicapai sepanjang tahun 2016. Upaya ini terus dilakukan secara berkesinambungan untuk mewujudkan komitmen Perusahaan dalam memberikan pelayanan jasa konstruksi yang didukung oleh modal kerja kuat serta portfolio akuntabel dan terpercaya.

Sektor fondasi berkontribusi menyumbang kontribusi 19% terhadap pendapatan perseroan tahun lalu, sektor konstruksi 79% dan sektor infrastruktur sebesar 2%. Sektor konstruksi masih menjadi kontributor terbesar karena dominasi sektor ini terhadap perolehan kontrak baru selama tahun 2016. "Proporsi kontribusi sektor infrastruktur diproyeksikan akan terus meningkat di tahun yang akan datang." jelas Maria.

Maria mengatakan, hingga saat ini ACST menggarap proyek sebesar Rp 5,02 triliun yang terdiri dari carry over order tahun 2015 Rp 1,52 triliun dan carry over order tahun 2016 sebesar Rp 3,5 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×