kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,27   6,81   0.74%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada 2 peminat utama dalam rencana divestasi saham Sub Holding Sarana Infrastruktur


Selasa, 23 November 2021 / 20:07 WIB
Ada 2 peminat utama dalam rencana divestasi saham Sub Holding Sarana Infrastruktur
ILUSTRASI. Krakatau Steel (KRAS) masih mengawal proses pencarian mitra strategis dalam rencana divestasi saham Sub Holding Sarana Infrastruktur.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) masih mengawal proses pencarian mitra strategis dalam rencana divestasi saham  Sub Holding Sarana Infrastruktur. Saat ini, KRAS mencatat ada dua peminat utama yang tertarik untuk berinvestasi pada Sub Holding Sarana Infrastruktur. Mereka adalah Indonesia Investment Authority (INA) dan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).

Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) Silmy Karim mengungkapkan, pembicaraan dengan INA dan  PT Perusahaan Pengelola Aset sedang memasuki tahap akhir untuk memfinalisasi kesepakatan transaksi.

“Yang kita tawarkan untuk tahap awal ini adalah kepemilikan 40% pada Krakatau Sarana Infrastruktur,” kata Silmy dalam acara public expose yang disiarkan secara virtual pada Selasa (23/11), 

Sub Holding Sarana Infrastruktur ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang layanan kawasan industri terintegrasi dengan empat area utama, yang terdiri dari kawasan industri, penyediaan energi, penyediaan air industri, dan pelabuhan.

Baca Juga: Krakatau Steel (KRAS) meraih laba Rp 1,05 triliun per Oktober 2021, ini pemicunya

Anggotanya terdiri atas PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT KIEC), PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL), PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), dan PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS). Subholding ini baru saja terbentuk pada 30 Juni 2021 lalu.

Berdasarkan catatan KRAS,  Sub Holding Sarana Infrastruktur mencatatkan revenue sebesar US$ 221 juta pada sepanjang Januari-Oktober 2021. Berdasarkan hitungan kasar Kontan.co.id, angka tersebut setara kurang lebih 11,88% dari realisasi penjualan KRAS di periode sama yang sebesar US$ 1,86 miliar.

Dari hasil revenue itu,  Sub Holding Sarana Infrastruktur tercatat membukukan  pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi alias Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) sebesar US$ 66,3 juta  pada Januari-Okober 2021, atau setara kurang lebih 44,79% EBITDA KRAS di sepanjang Januari-Oktober 2021 yang sebesar US$ 148 juta.

Dalam pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, Sub Holding Sarana Infrastruktur sempat disebut akan direncanakan untuk melakukan proses penawaran perdana saham alias initial public offering (IPO) pada kuartal pertama tahun depan, setelah sebelumnya ditawarkan ke investor strategis pada paruh kedua tahun ini. 

Hanya saja, ketika ditanyai awak media pada sesi public expose, Silmy tidak memberi kepastian apakah niatan IPO Sub Holding Sarana Infrastruktur akan jadi direalisasikan atau tidak. Silmy menuturkan, Kementerian BUMN hanya mengamanatkan agar KRAS mencari jalan untuk menyelesaikan utang perusahaan. 

“Jalannya bisa macam-macam, divestasi kepada strategic partner, kemudian rights issue, kemudian langkah-langkah lain yang diperlukan. Jadi tidak ada amanat untuk IPO, jadi IPO adalah inisiatif manajemen yang akan dilakukan jika diperlukan,” ujar Silmy.

Selanjutnya: Krakatau Steel (KRAS) ingin kejar kenaikan penjualan 26% pada tahun depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×