kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada corona, ini target produksi nikel dan emas Aneka Tambang (ANTM) rahun ini


Senin, 20 April 2020 / 17:05 WIB
Ada corona, ini target produksi nikel dan emas Aneka Tambang (ANTM) rahun ini
ILUSTRASI. Sejumlah pekerja melakukan peleburan biji nikel di Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Sultra PT Aneka Tambang (ANTAM) di Kolaka, Sultra. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/pd/18


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) berupaya menjaga tingkat produksi dan penjualan barang tambangnya di tengah pandemi Corona (Covid-19). Manajemen ANTM memang belum memaparkan secara detail target volume produksi dan penjualan setiap komoditas tambangnya. Namun dari segmen komoditas nikel, ANTM membidik kenaikan produksi dan penjualan

Senior Vice President Corporate Secretary ANTM Kunto Hendrapawoko mengungkapkan, emiten mineral plat merah ini akan mengoptimalkan operasi produksi pabrik feronikel agar mencapai target produksi dan penjualan 27.000 ton nikel dalam feronikel (TNi) di tahun ini. Jumlah itu lebih tinggi dibanding realisasi tahun lalu.

Baca Juga: Selain emas, obligasi juga menjadi safe haven yang layak dilirik

Sepanjang 2019, ANTM mencatatkan tingkat produksi feronikel sebesar 25.713 ton nikel dalam feronikel (Tni). Angka itu tumbuh 3% secara tahunan. Sedangkan penjualan feronikel mencapai 26.212 Tni atau naik 9% secara year-on-year (yoy).

Adapun kontribusi penjualan dari feronikel mencapai Rp 4,87 triliiun atau 15% dari pendapatan total konsolidasian tahun 2019. Penjualan feronikel menjadi kontributor kedua terbesar terhadap penjualan ANTM tahun lalu.

"Perusahaan tetap berupaya menjaga tingkat pertumbuhan bisnis Perusahaan dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki. ANTM secara ketat menjalankan protokol kesiagaan holding industri pertambangan serta mematuhi kebijakan yang dirilis Pemda setempat sekitar operasional Perusahaan," jelas Kunto kepada Kontan.co.id, Senin (20/4).

Sementara untuk komoditas emas, Kunto menyatakan ANTM berupaya tetap menjaga stabilitas produksi melalui tambang emas Pongkor dan Cibaliung pada tingkat produksi sekitar 2 ton emas per tahun. Sedangkan strategi penjualan emas ANTM mengedepankan perluasan jangkauan pada basis pelanggan emas di dalam negeri. Sayangnya, Kunto masih belum membeberkan secara rinci target penjualan emas ANTM di tahun ini.

Baca Juga: Emas masih menjadi jawara investasi safe haven saat situasi berubah

Lebih lanjut, Kunto menjelaskan bahwa target operasional yang ditetapkan ANTM pada tahun 2020 bersifat dinamis dan terbuka untuk menyesuaikan tingkat penyerapan pasar dan harga komoditas. Ia menyebut, hal tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan tantangan kondisi perekonomian gobal yang berfluktuasi pada periode triwulan pertama dan kedua tahun 2020, serta outlook perekonomian global tahun 2020 selama Covid-19 outbreak.

"Pada prinsipnya ANTAM senantiasa mengevaluasi setiap peluang yang ada untuk meningkatkan kinerja bisnis Perusahaan dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian," sambungnya.

Di tahun 2020 ini, kata Kunto, ANTM terus melakukan pendalaman skenario-skenario jangka panjang yang mungkin terjadi sebagai dampak pandemi Covid-19. "Kami mengharapkan perusahaan dapat menghasilkan capaian produksi dan penjualan komoditas yang positif di tahun 2020," sebutnya.

Baca Juga: Harga emas 24 karat Antam turun Rp 10.000 per gram hari ini, Senin 20 April 2020

Sebagai informasi, ANTM membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 32,71 triliun pada 2019. Pendapatan ini naik 29,44% dari realisasi penjualan pada 2018 yang sebesar Rp 25,27 triliun. Penjualan emas masih menjadi penopang utama kinerja ANTM. Tahun lalu, penjualan emas ANTM mencapai Rp 22,46 triliun, naik dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 16,70 triliun.

Meskipun pendapatan naik cukup tajam, laba bersih emiten pelat merah ini justru menyusut. Tercatat, pada 2019 ANTM mengempit laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 193,85 miliar atau turun 88,15% dari laba bersih tahun 2018 yang mencapai Rp 1,63 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×