Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) optimis dapat meraih pertumbuhan volume produksi dan penjualan Metallurgical Grade Bauxite (MGB) di tahun 2023.
Emiten yang bergerak di bidang pertambangan bauksit dan produsen Smelter Grade Alumina (SGA) itu mengejar target produksi sebanyak 11 juta dry metric ton (DMT) MGB di tahun ini.
Direktur CITA, Yusak L. Pardede mengatakan, target penjualan 11 juta ton MGB itu bakal menyasar pasar ekspor maupun domestik.
Target volume penjualan MGB CITA di tahun 2023 hampir sama dengan pencapaian produksinya di tahun 2022. Mengutip data perusahaan, CITA membukukan volume produksi MGB sekitar 11,4 juta DMT. Kemudian volume penjualan MGB sekitar 9,4 juta DMT, dimana secara komposisi penjualan domestik 3,36 juta DMT dan penjualan ekspor 6,08 juta DMT. Adapun rata-rata harga penjualan sekitar US$ 40,55 per ton.
Baca Juga: Cita Mineral Investindo (CITA) Bagikan Dividen Rp 10 Per Saham
“Kami bersyukur masih ada kuota ekspor di bulan-bulan sebelumnya sehingga kami optimis target ini akan tercapai,” ujar dia dalam paparan Public Expose, Rabu (28/6).
Selain MGB, perseroan juga membidik target produksi Smelter Grade Alumina (SGA) sekitar 2 juta ton per tahun. Sampai dengan Mei 2023, pihaknya sudah memproduksi sekitar 862.000 metrik ton.
“Sampai dengan pertengahan tahun kami harapkan produksi ini sudah sekitar 60%,” harapnya.
Ia juga berharap, dengan target produksi 2 juta ton SGA tahun 2023, porsi penjualan lokal dapat mencapai 7% dari total produksi maupun penjualannya.
Meski sudah mencanangkan berbagai strategi bisnis itu, CITA masih belum dapat memproyeksikan kenaikan pendapatan maupun laba di 2023. Hal itu lantaran masih adanya larangan ekspor bauksit yang diberlakukan oleh pemerintah.
Larangan yang mulai berlaku efektif 10 Juni 2023 yang lalu tersebut ditetapkan dalam upaya untuk mendorong hilirisasi mineral logam di dalam negeri. Kebijakan ini sejalan UU Minerba No 4 tahun 2009 sebagaimana telah diubah dengan UU Minerba No 3 tahun 2020, namun tidak dapat dipungkiri ada banyak pihak yang akan terdampak oleh larangan tersebut.
“Larangan ekspor ini kemungkinan akan membuat kinerja kami menurun di tahun 2023, tapi kami masih optimis dapat bertahan melalui dukungan dan pasokan kami ke PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW),” sambung dia.
Ia memperkirakan penurunan kinerja tersebut masih akan berlanjut di tahun 2024, dimana pendapatan Perseroan merefleksikan seluruh penjualannya untuk memenuhi kebutuhan MGB domestik, apabila tidak ada perubahan regulasi.
Namun demikian, Perseroan masih optimis bisa bertahan dan berharap dengan peningkatan kapasitas WHW untuk memproduksi SGA hingga 2 juta ton per tahun sejak tahun 2022.
Sebagai tambahan, pada akhir tahun 2022, CITA melakukan penyertaan dalam PT Kalimantan Aluminium Industry dan PT Kaltara Power Indonesia untuk melakukan pembangunan smelter aluminium dengan kapasitas awal sebesar 500.000 ton per tahun di Kalimantan Utara. Hal ini juga merupakan salah satu wujud dukungan terhadap program hilirisasi yang dicanangkan Pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News