kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada "MEA" kecil di JIExpo pekan depan


Jumat, 05 September 2014 / 13:16 WIB
Ada
ILUSTRASI. Petugas Teller melayani calon jemaah haji di BCA Syariah Jakarta, Senin (4/3). /pho KONTAN/Carolus Agus Wwaluyo/04/03/2019.


Sumber: TribunNews.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kementerian Perdagangan RI akan menggelar pameran dagang internasional terbesar di Indonesia, yaitu Trade Expo Indonesia (TEI) ke-29 pada 8-12 Oktober 2014 mendatang di Jakarta International Expo (JIExpo).

TEI 2014 disiapkan sebagai uji coba menyongsong perdagangan bebas ASEAN dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Perhelatan besar ini mengambil tema "Towards Green Business" untuk menunjukkan keberpihakan Indonesia pada isu-isu ramah lingkungan.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Nus Nuzulia Ishak memastikan MEA 2015 merupakan sebuah peluang yang tak boleh disia-siakan.
"Indonesia harus siap. Para pelaku usaha harus disiapkan. Inilah wujud persiapan kita menyongsong MEA 2015," tegas Dirjen Nus  di Jakarta kemarin.

Pada tahun 2014, agenda tahunan Kemendag memang diselenggarakan sekaligus untuk melihat kesiapan para pelaku bisnis dalam negeri menghadapi MEA. TEI 2014 ini akan diikuti sekitar 2.000 ekshibitor dengan target pengunjung lebih dari 10.000 orang.

TEI 2014 menampilkan produk ekspor Indonesia yang meliputi komoditas utama, komoditas prospektif, komoditas ekspor lainnya. Komoditas utama terdiri dari 10 jenis produk yaitu minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO); tekstil dan produk tekstil; elektronik; karet dan produk karet; produk kayu, pulp dan furnitur; produk kimia; produk logam; mesin-mesin; makanan olahan; serta otomotif.

Sekitar 10 komoditas prospektif berperan penting mendukung kesempurnaan pameran ini, seperti alas kaki,  perhiasan,  produk plasti,  udang, ikan dan produk ikan, kopi; kakao dan olahannya,  kerajinan, rempah  serta kulit dan produk kulit.

Sementara  komoditas ekspor lain yang turut dipamerkan seperti batubara, hewan dan produk hewan, peralatan medis, buah dan sayur, serta minyak atsiri.
Selain itu, akan ditampilkan pula produk dari bidang jasa dan tenaga kerja terlatih, seperti jasa konstruksi, jasa profesi, dan jasa akomodasi.

Selaras dengan hal tersebut, TEI 2014 akan menampilkan Pride of Indonesia Pavilion dan ASEAN Pavilion.

Pride of Indonesia Pavilion memamerkan produk kebanggaan Indonesia, merek lokal yang sudah diterima pasar global, di antaranya industri strategis, produk berbasis teknologi, manufaktur, produk berbasis sumber daya alam, pemenang Primaniyarta 2014, produk industri kreatif, dan UKM unggulan.

Sedangkan ASEAN Pavilion berupa stan informasi dari perwakilan negara-negara ASEAN dalam rangka menyambut MEA 2015. Produk-produk kebanggaan Indonesia yang akan ditampilkan sangat menarik.

"Produk kebanggaan Indonesia karena mampu menembus dan bersaing di pasar internasional," demikian ditambahkan Dirjen Nus.

Contohnya adalah gitar listrik yang mampu menyedot perhatian dunia karena bahannya terbuat dari bambu. Yang juga tak kalah pamornya yaitu perahu karet militer standar.

North Atlantic Treaty Organization (NATO) dan baterai untuk mobil premium. Indonesia mampu menghasilkan produk penting yang membanggakan bangsa.
Selain itu, produk lain yang juga membanggakan seperti rambut dan bulu mata palsu, truk pemadam kebakaran, kertas premium untuk Alquran dunia, bola Piala Dunia, mobil ramah lingkungan, dan aneka furnitur dari bahan limbah turut dipamerkan.

Sampai saat ini, tercatat lebih dari 4.000 pengunjung dari 59 negara telah menyatakan minatnya untuk hadir di TEI 2014. Negara-Negara tersebut antara lain Amerika Serikat, Brasil, Peru, Nigeria, India, Arab Saudi, Malaysia, Vietnam, Tiongkok, dan Jepang.

"Para pelaku bisnis dapat memanfaatkan TEI ini untuk meningkatkan citra positif produk Indonesia," papar Dirjen Nus Nuzilia Ishak.Produk dan jasa yang dipamerkan merupakan produk yang bernilai tambah, baik dari segi kualitas produk, pengembangan desain dan kemasan, penggunaan merek, maupun kesadaran akan lingkungan (green business). (Eko Sutriyanto)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×