kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,70   -25,03   -2.70%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada pandemi Covid-19, pelaku industri mulai dari makanan hingga sawit pangkas target


Kamis, 07 Mei 2020 / 12:16 WIB
Ada pandemi Covid-19, pelaku industri mulai dari makanan hingga sawit pangkas target
ILUSTRASI. Rachmat Hidayat - Wakil Ketua Umum Bidang Kebijakan Publik & Hubungan Antar Lembaga Gabungan Pengusaha Makanan & Minuman Seluruh Indonesia Gapmmi


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pandemi virus corona atawa Covid-19 ini memaksa pelaku industri merevisi target yang pernah mereka patok untuk tahun 2020 ini. Di Industri makanan dan minuman misalnya, tak muluk-muluk mematok proyeksi bisnis sepanjang tahun 2020.

Sebelumnya Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) sempat memproyeksikan pertumbuhan kisaran 8%-9% di tahun 2020 ini. Namun menurut Adhi Lukman, Ketua Gapmmi di tengah kondisi pandemi seperti saat ini, target tersebut sulit untuk dicapai.

"Kalau PDB diproyeksi minus 0,4% sampai 2,3%, maka pertumbuhan makanan dan minuman diprediksi hanya di level 4%-5%," kata Adhi kepada Kontan.co.id, Rabu (6/5). Namun perhitungan tersebut dengan asumsi pandemi Covid-19 bisa dikendalikan dengan cepat hingga bulan Juni ini.

Baca Juga: Mal Banyak yang Tutup, Begini Dampaknya Buat Kinerja MAPI Tahun Ini

Jika wabah berlalu, Adhi yakin recovery sektor industri ini akan cepat berlangsung. "Saya optimistis industri makanan dan minuman yang paling cepat pemulihan dibandingkan sektor lain," jelas dia..

Sementara itu dari sektor industri sawit, Tofan Mahdi, Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengatakan masih dapat bertahan di tengah krisis ini. Meski penjualan di beberapa tempat mengalami penurunan.

"Secara year on year (YoY), terjadi penurunan ekspor yang cukup signifikan untuk bulan Januari-Februari 2020 dibandingkan Januari-Februari 2019 yaitu sekitar 20%," kata Tofan kepada Kontan.co.id, Rabu (6/5). Baik ekspor ke China maupun Afrika mengalami penurunan.

Baca Juga: Punya proyek berkelanjutan, begini target kinerja Jasnita (JAST) hingga 2022

Menurut Gapki, penurunan ekspor ke China sangat mungkin disebabkan oleh outbreak Covid-19, sedangkan penurunan di Afrika mungkin disebabkan oleh harga yang tinggi. Mengenai proyeksi 2020, Tofan bilang, Gapki masih membahas profil sektor sampai akhir semester I 2020.

"Pasti turun dan karena itu kami berharap krisis Covid-19 akan segera berlalu," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×