kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45933,49   5,85   0.63%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada perang dagang, ini rencana bisnis Sunindo Adipersada tahun depan


Kamis, 05 Desember 2019 / 19:42 WIB
Ada perang dagang, ini rencana bisnis Sunindo Adipersada tahun depan
ILUSTRASI.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Perusahaan yang bergerak di sektor bisnis mainan, PT Sunindo Adipersada menatap tahun depan dengan positif. Perusahaan ini telah merancang sejumlah rencana bisnis sekaligus antisipasi atas keberadaan perang dagang antara AS dan China.

CEO PT Sunindo Adipersada Iwan Tjen mengatakan, perang dagang yang melibatkan AS dan China justru dapat menjadi kesempatan bagi pihaknya untuk meningkatkan performa penjualan.

Baca Juga: Sunindo Adipersada jalin kerja sama dengan produsen boneka Sesame Street

Pasalnya, ketika AS menerapkan kenaikan tarif impor terhadap produk asal China, produsen-produsen mainan negeri tirai bambu akan mencari pasar baru.

Di saat yang sama, AS juga ingin mencari importir-importir baru untuk menggantikan posisi China sebagai salah satu pemasok produk mainan. Di sini, Sunindo Adipersada bisa memanfaatkan peluang untuk memperbanyak ekspor mainan ke negeri Paman Sam.

Iwan menjelaskan, saat ini kontribusi penjualan ekspor mencapai 85% dari total pendapatan Sunindo Adipersada. Dari jumlah tersebut, 40% ekspor mainan Sunindo Adipersada ditujukan ke negara-negara Eropa Barat. Sedangkan 30% ekspor mainan perusahaan mengarah ke AS.

“Kami sudah punya pasar di AS. Dengan networking yang baik, kami bisa meningkatkan penjualan mainan ke AS di tengah perang dagang,” papar dia, Kamis (5/12).

Baca Juga: Perusahaan asal Jerman borong produk perkebunan dan rempah-rempah di TEI 2019

Dia menambahkan, adanya peluang meningkatkan penjualan mainan ke pasar ekspor dapat berdampak positif bagi pendapatan Sunindo Adipersada. Tahun ini, perusahaan menargetkan pendapatan sebesar Rp 300 miliar, sedangkan di tahun depan bisa meningkat hingga Rp 500 miliar. “Tahun lalu, pendapatan kami baru sekitar Rp 180 miliar,” tambahnya.

Lebih lanjut, atmosfer industri mainan di Indonesia dirasa Sunindo Adipersada cukup positif. Meski ada tantangan berupa kehadiran penjual-penjual mainan secara online, hal ini bukan masalah besar.

Permintaan mainan di dalam negeri pun masih cukup tinggi di tengah banyaknya penduduk usia muda atau anak-anak di Indonesia.

Sunindo Adipersada pun berupaya memaksimalkan penjualan mainan di kawasan pariwisata. Ini mengingat pemerintah berupaya membangun 10 Bali baru sebagai tempat wisata favorit di Indonesia.

Sejauh ini, Sunindo Adiperkasa selalu menjual produk mainannya melalui minimarket, supermarket, hingga mal dengan bekerja sama dengan sejumlah perusahaan ritel. Sebagian besar produk mainan perusahaan ini dijual di kawasan di kota-kota besar Pulau Jawa dan Bali.

Tak hanya itu, untuk memaksimalkan peluang bisnis di masa mendatang, Sunindo Adipersada juga berencana melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Baca Juga: Industri mainan siap tangkap peluang perang dagang AS dan Tiongkok

Iwan belum bicara banyak soal rencana IPO Sunindo Adipersada. Namun, ia berharap proses IPO bisa tuntas dengan cepat. “Kalau bisa sebelum pertengahan tahun depan, kami melantai di bursa,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×