kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ada PSBB jilid II, Sarimelati Kencana genjot penjualan dari gerai di luar mal


Senin, 14 September 2020 / 15:55 WIB
Ada PSBB jilid II, Sarimelati Kencana genjot penjualan dari gerai di luar mal
ILUSTRASI. Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta berdampak pula bagi PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA).


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta berdampak pula bagi PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), pengelola gerai Pizza Hut di Indonesia. PZZA akan mengurangi pembukaan outlet di mal dan sebagai gantinya akan lebih memfokuskan penjualan di outlet yang berada di luar mal.

“Penerapan PSBB di Jakarta tentu merupakan kemunduran bagi proses recovery bisnis restoran dan ekonomi secara keseluruhan. Walaupun kita mengerti alasannya dan akan tetap mendukung keputusan pemda DKI Jakarta,” ujar Sekretaris Perusahaan Sarimelati Kencana Kurniadi Sulistyomo kepada kontan.co.id, Senin (14/9).

Kurniadi menjelaskan, dampak penerapan PSBB terhadap penjualan PZZA pada kuartal ketiga tahun ini diharapkan tidak akan terlalu besar apabila outlet Pizza Hut di pusat perbelanjaan tetap bisa beroperasi untuk memaksimalkan penjualan take away dan delivery.

"Tentunya akan berdampak pada kegiatan usaha dan operasional kami. Dalam hal ini, outlet Pizza Hut yang terletak di Jakarta tidak menyediakan layanan santap di tempat (dine in)," katanya.

Baca Juga: PSBB kembali diperketat, PZZA fokuskan penjualan delivery dan take away

Seperti sebelumnya, Kurniadi menyebut, outlet Pizza Hut akan memaksimalkan penjualan daring melalui kerjasama dengan Grab dan Gojek disertai dengan promosi-promosi yang menarik untuk pelanggan sehingga diharapkan dampak penutupan fasilitas dine-in bisa tertutupi oleh penjualan take away dan delivery.

"Kami tidak akan menutup kegiatan outlet di Jakarta. Pembatasan kali ini masih memperbolehkan layanan pesan antar/delivery dan take away," ungkapnya.

Asal tahu saja, sebanyak 35% hingga 40% dari total gerai yang dimiliki oleh PZZA berada di wilayah DKI Jakarta. Ke depan PZZA akan lebih fokus meningkatkan penjualan delivery dan take away dengan memperkuat kerjasama berbagai pihak dan agregator.

Di sisi lain, PZZA akan menggencarkan promosi untuk menggaet minat pelanggan membeli secara delivery maupun take away. Selama enam bulan terakhir, Kurniadi mengamati, konsumen memang cenderung memilih delivery maupun take away.

Walau pelanggan yang membeli secara take away maupun delivery meningkat drastis, Kurniadi tidak memungkiri pendapatan dari dine in masih lebih besar.

Kurniadi mengungkapkan, PZZA juga tetap menjalankan rencana ekspansi kendati pemberlakuan PSBB di wilayah DKI Jakarta berlangsung mulai Senin (14/9).

Ia menerangkan, PZZA akan tetap melanjutkan rencana pembukaan outlet Pizza Hut dengan sangat berhati-hati dan tidak seagresif sebelumnya baik daerah Jakarta maupun daerah-daerah lainnya.

“Ada sekitar 10 pembukaan outlet baru lagi. Yang paling dekat adalah Duri Riau, Pasar Kemis dan Martapura,” ujarnya.

Melihat kondisi sejauh ini, PZZA juga akan melakukan revisi terhadap target-target yang direncanakan. PZZA juga mengharapkan kebijakan keringanan pajak baik dari pemerintah pusat untuk pajak penghasilan (PPh) korporasi dan PPh gaji karyawan. Menurutnya, jika tarif pajak restoran (PB1) juga dapat diringankan oleh Pemda Jakarta, maka setidaknya dapat menambah stimulus daya beli masyarakat.

Sekedar informasi, PZZA mencetak pendapatan sebesar Rp 1,82 triliun di semester I 2020, atau turun 6,06% secara year-on-year. Sementara, laba periode berjalan mencapai Rp 10,47 miliar, merosot 89,49% dari periode sama tahun lalu.

Berdasarkan segmen geografisnya, kendati diberlakukan PSBB pertama pada periode kuartal kedua tahun ini, penjualan wilayah Jakarta masih menjadi penopang bisnis perseroan yakni sebesar 40,24% dari total omzet.

Selanjutnya: PSBB diperketat, emiten pengelola gerai makanan berharap dari layanan delivery

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×