Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mengonfirmasi rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Kalimantan Utara.
Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Febriati Nadira mengatakan, Adaro senantiasa terus berperan aktif dalam proyek pembangkit listrik serta terus mempelajari proyek-proyek tenaga terbarukan untuk mendiversifikasi bauran energinya.
Agenda pembangunan PLTA merupakan bagian dari upaya itu. “Hydro power rencananya akan dibangun untuk mendukung kawasan industri hijau di Kaltara, dan kami perkirakan akan selesai pada tahun 2029 atau 2030,” ujar perempuan yang akrab dengan sapaan Ira tersebut kepada Kontan.co.id, Rabu (15/2).
Baca Juga: Gelar Buyback Saham Jumbo, Simak Rekomendasi Saham Adaro Energy (ADRO) Berikut Ini
Kawasan industri hijau yang dimaksud ialah Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI). Kawasan yang terletak di Kalimantan Utara itu memiliki luas hingga 16.400 hektare (ha). Presiden Joko Widodo menargetkan agar luasan kawasan tersebut dapat mencapai 30.000 ha ke depannya.
Kawasan tersebut nantinya akan digunakan untuk produksi sejumlah teknologi hijau, antara lain sodium ion, lithium ion, semiconductor, petrochemical, green aluminium, dan solar panel.
Informasi yang sampai ke Kontan.co.id, Adaro berencana membangun PLTA berkapasitas 1,5 gigawatt (GW) untuk melistriki kawasan industri tersebut. Adaro bahkan disebut-sebut siap berinvestasi US$ 3 miliar dengan menggandeng mitra strategis untuk membiayai proyek tersebut.
Hanya saja, Ira masih irit bicara ketika dimintai konfirmasi atas detail-detail proyek tersebut. “(Detail informasi proyeknya) nanti ya,” tuturnya.
Mengintip laporan keuangan interim perusahaan, ADRO memiliki kas dan setara kas US$ 3,35 miliar per 30 September 2022 lalu, naik 85,11% dibanding posisi kas dan setara kas awal periode (tahun buku 2022) yang berjumlah US$ 1,81 miliar.
Sementara itu, total aset ADRO per 30 September 2022 berjumlah US$ 10,31 miliar, terdiri atas ekuitas US$ 6,28 miliar dan liabilitas US$ 3,74 miliar. Dus, berdasarkan hitungan kasar Kontan.co.id rasio utang terhadap modal alias debt-to-equity ratio (DER) ADRO berjumlah 0,59x atau 59,52% per 30 September 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News