kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Adaro Energy (ADRO) fokus selesaikan proyek PLTU di tahun ini


Selasa, 04 Februari 2020 / 18:17 WIB
Adaro Energy (ADRO) fokus selesaikan proyek PLTU di tahun ini
ILUSTRASI. Kantor PT Adaro Power Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/25/07/2019.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah masih adanya ketidakpastian di pasar batubara, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) memilih untuk memaksimalkan kinerja operasional di bisnis inti perusahaan. ADRO juga berupaya memperkuat lini bisnis pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang dikelola oleh anak usahanya PT Adaro Power.

Head of Corporate Communication ADRO Febriati Nadira mengatakan, salah satu proyek perusahaan yakni PLTU Tanjung Power Indonesia saat ini sudah mulai beroperasi secara komersial.  

Baca Juga: Saka Energi, anak usaha PGAS, akan ambil alih seluruh hak partisipasi di Blok Muriah

PLTU ini dikelola oleh PT Tanjung Power Indonesia, perusahaan konsorsium yang dimiliki Adaro Power dan PT East-West Power Indonesia yang merupakan anak usaha perusahaan Korea Selatan yakni East-West Power Ltd.

Merujuk situs resmi ADRO, biaya proyek PLTU tersebut diperkirakan mencapai US$ 545 juta. PLTU TPI memiliki kapasitas listrik sebesar 2x100 megawatt (MW).

“PLTU TPI berkomitmen untuk berkontribusi terhadap pasokan listrik di wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah,” terang Febriati, Selasa (4/2).

Baca Juga: Pertamina EP targetkan lifting minyak 85.000 barel per hari di tahun ini

Selain itu, ADRO juga fokus menyelesaikan pembangunan PLTU Bhimasena Power Indonesia. Di akhir September tahun lalu, pengerjaan konstruksi fisik PLTU tersebut telah mencapai kisaran 87%. Manajemen ADRO menargetkan PLTU berkapasitas 2x1.000 MW tersebut dapat beroperasi pada tahun ini.

PLTU yang berlokasi di Kabupaten Batang, Jawa Tengah tersebut dikelola oleh PT Bhimasena Power Indonesia (BPI). Ini merupakan perusahaan konsorsium antara Adaro Power, Electric Power Development Co. Ltd, dan Itochu Corporation. Biaya pembangunan PLTU tersebut ditaksir mencapai US$ 4,2 miliar.

Febriati menambahkan, ADRO dipastikan akan memasok kebutuhan batubara pada kedua PLTU tersebut. PLTU TPI sendiri membutuhkan sekitar 1 juta ton batubara per tahun yang mana akan dipasok seluruhnya oleh PT Adaro Indonesia, anak usaha ADRO di bidang tambang batubara.

Baca Juga: Sempat gangguan, PLN pastikan listrik di Aceh sudah kembali normal

Sementara itu, PLTU BPI setelah beroperasi akan memerlukan pasokan batubara sekitar 7 juta—8 juta ton per tahun. “60%--65% kebutuhan batubara PLTU BPI akan dipasok oleh Adaro Indonesia,” tutup dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×