Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina EP dalam Rencana Kerja Anggaran Belanja (RKAB) menargetkan lifting minyak pada tahun ini mencapai 85.000 barel per hari (bph).
Angka ini lebih tinggi dari target tahun lalu yang sebesar 82.500 bph. Adapun realisasi lifting minyak di tahun lalu tercatat mencapai 99,6% atau setara 82.194 ribu bph.
Baca Juga: Ini empat strategi Pertamina EP untuk temukan cadangan migas
Direktur Utama Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan, pada tahun ini pihaknya mengupayakan investasi untuk peremajaan fasilitas produksi.
"Lapangan migas kami 80% lapangan tua. Jadi, kami perlu melakukan teknologi pakai gas lift atau pompa," jelas Nanang di Gedung DPR RI, Selasa (4/2).
Tak hanya itu, pengeboran ilegal juga menjadi perhatian dari Pertamina EP dalam upaya menjaga produksi.
Sementara itu, dalam RKAB perusahaan, lifting gas ditargetkan sebesar 704 MMscfd atau turun dari target tahun lalu yang sebesar 768 MMscfd.
Realisasi lifting gas pada tahun 2019 mencapai 97,5% atau setara 759 MMscfd.
Nanang menambahkan, tidak tercapainya lifting migas pada tahun lalu disebabkan oleh turunnya penyerapan.
"Contohnya di Mantindok dan Donggi, karena LNG spot turun, maka produksi kami turun dalam empat bulan terakhir dari Agustus jadi tinggal 30%. Bukan karena produksi, tapi penyerapannya yang menurun. Pembeli menurunkan daya serapnya," terang Nanang.
Baca Juga: Cadangan migas di bawah 10 tahun, Pertamina EP butuh temuan baru