kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Adaro Minerals Indonesia (ADMR) Genjot Penyelesaian Pembangunan Smelter Aluminium


Rabu, 10 Mei 2023 / 13:54 WIB
Adaro Minerals Indonesia (ADMR) Genjot Penyelesaian Pembangunan Smelter Aluminium
ILUSTRASI. PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menggeber hilirisasi mineral melalui proyek pembangunan smelter aluminium


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), anak usaha PT Adaro Energy Tbk (ADRO) terus menggeber hilirisasi mineral melalui proyek pembangunan smelter aluminium di Kalimantan Utara (Kaltara). Smelter ini ditargetkan rampung pada kuartal II-2025 mendatang. 

Sebagai informasi, ADMR mengembangkan smelter aluminium melalui PT Adaro Indo Aluminium (AIA). AIA kemudian mendirikan PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI) pada 2022 dengan kepemilikan saham 65% untuk menjalankan proyek smelter aluminium di Kaltara. Selain AIA, saham KAI juga digenggam oleh PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) sebanyak 12,5% dan Aumay Mining Pte. Ltd sebanyak 22,5%. 

Direktur Adaro Minerals Indonesia Wito Krisnahadi menyampaikan, pembangunan smelter aluminium ADMR di Kaltara masih terus berjalan. Proyek ini memiliki kebutuhan investasi mencapai US$ 2 miliar yang mana angka tersebut terpisah dengan capital expenditure (capex) atau belanja modal reguler ADMR. 

Baca Juga: Adaro Energy (ADRO) Sudah Menyerap Capex US$ 132 Juta di Kuartal I-2023

Pihak ADMR pun sudah melakukan finalisasi untuk pembiayaan smelter tersebut dengan beberapa bank. Hanya saja, emiten ini enggan membeberkan nama-nama bank yang dimaksud. "Seharusnya sebelum kuartal kedua berakhir, kami sudah tandatangan atau finalisasi dengan bank tersebut," ujar Wito dalam konferensi pers, Rabu (10/5). 

Pada tahap awal, smelter ini diharapkan dapat memproduksi aluminium batangan (ingot) sekitar 500.000 ton per tahun yang kemudian dapat ditingkatkan hingga 1,5 juta ton per tahun. Untuk memproduksi aluminium, ADMR membutuhkan pasokan alumina sebanyak 1 juta ton per tahun. 

Wito bilang, ADMR sudah meneken nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan sejumlah produsen alumina lokal dan pihak trader untuk menyuplai alumina ke smelter tersebut. Finalisasi atau kepastian pasokan alumina untuk ADMR akan diketahui sekitar satu tahun atau enam bulan sebelum waktu Commercial Operation Date (COD) smelter di Kaltara tersebut. 

 

"Sekitar 50% pasokan berasal dari lokal, sisanya dari trader. Tapi ini baru MoU karena COD smelter kami masih dua tahun lagi," terang Wito. 

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur Adaro Minerals Indonesia Christian Ariano Rachmat menambahkan, selama ini Indonesia memiliki ketergantungan yang cukup tinggi terhadap impor aluminium. Dalam setahun, impor aluminium Indonesia bisa mencapai 1 juta ton. 

"Kalau harga aluminium US$ 2.500 per ton, maka setahun Indonesia bisa keluar US$ 2,5 miliar untuk impor produk tersebut," kata dia. 

Kondisi demikian tidak bisa terus-menerus terjadi karena akan menggerus devisa nasional. Maka dari itu, apabila tahap pertama pembangunan smelter ADMR rampung, diharapkan impor aluminium akan terpangkas setengah dari jumlah awal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×