Reporter: Lili Sunardi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Setelah berpisah dengan PT Akasha Wira Internasional Tbk, Ades meluncurkan kemasan baru dengan konsep ramah lingkungan. Langkah ini dilakukan untuk memperluas target pasar air minum dalam kemasan (AMDK).
Rina Surya, Senior Innovation Coca Cola Indonesia menjelaskan, selain untuk membedakan dengan kemasan Ades dengan AMDK lainnya, peluncuran kemasan baru tersebut juga ditujukan untuk mengaet pasar anak muda yang semakin peduli dengan isu lingkungan. Sehingga, diharapkan nantinya dapat menggenjot penjualan Ades.
“Logo baru dan kemasan yang menggunakan hijau sebagai warna dasarnya, menandakan kemasan Ades telah mengurangi penggunaan plastic hingga 8% tanpa mempengaruhi kualitas air,” katanya di Jakarta, Rabu (18/4). Sayangnya, Rina pun enggan mengungkapkan lebih jauh mengenai target yang akan dicapai oleh Coca Cola Indonesia melalui kemasan Ades tersebut.
Andrew Hallatu, Media Relation Manager Coca Cola Indonesia mengungkapkan, Indonesia merupakan negara kedelapan yang menggunakan konsep kemasan baru dari Ades, setelah Jepang dan Mexico pada 2009; Korea, Taiwan, Hongkong dan Vietnam 2010; serta Thailand pada 2011.
Dengan strategi tersebut, diharapkan Ades dapat meningkatkan market share-nya dari potensi pasar AMDK yang mencapai 70% dari total industri air minum yang ada di Indonesia.
Hingga saat ini, The Coca-Cola Company sendiri memiliki nilai portfolio senilai US$ 15 miliar dan memiliki 700.000 karyawan di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, Coca-Cola masuk sejak 1927 dan diproduksi secara lokal pertama kalinya pada 1932.
Saat ini Coca Cola Amatil Indonesia, cabang dari The Coca Cola Company, memiliki sembilan pabrik di Indonesia yang memproduksi Sprite, Fanta, Diet Coke, Freshtea, Powerade Isotonik, Coca Cola Zero, Minute Maid, dan Ades.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News