Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) telah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (23/2) lalu. Emiten kedelapan yang listing pada tahun 2022 ini mengusung bisnis pengembangan properti yang terintegrasi dengan simpul transportasi massal alias transit oriented development (TOD).
Mengklaim sebagai pengembang properti berbasis transportasi massal pertama dan terbesar di Indonesia, ADCP menggarap hunian berkonsep TOD di area jalur light rail transit (LRT) Jabodebek. LRT merupakan proyek akbar yang digarap oleh induk usaha ADCP, yakni PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI).
ADCP mulanya merupakan divisi TOD Adhi Karya yang dibentuk pada 2015. Perusahaan ini kemudian berkembang menjadi entitas terpisah pada tahun 2018. Adhi Commuter Properti bertujuan memenuhi kebutuhan dan menyediakan kawasan hunian terintegrasi serta support facilities di area sekitar jalur LRT.
Baca Juga: Ini Kata Analis Soal Prospek Bisnis Adhi Commuter Properti (ADCP)
Sekretaris Perusahaan ADCP, Adi Sampurno mengungkapkan bahwa pada tahun 2022 ini pihaknya akan terus mengakselerasi pengembangan 12 proyek. "Kami fokus pada percepatan penyelesaian pembangunan proyek di Bekasi, Sentul, dan Tangerang," ujar Adi saat dihubungi Kontan.co,id, Jum'at (25/3).
Adapun, 12 proyek yang dikembangkan ADCP meliputi: LRT City Bekasi - Eastern Green, LRT City Bekasi – Green Avenue, LRT City Sentul, LRT City Jatibening, LRT City Ciracas, LRT City MTH Office, LRT City Tebet, LRT City Cibubur, Cisauk Point- Member of LRT City, Oase Park – Member of LRT City, Grand Central Bogor – Member of LRT City, serta Adhi City Sentul.
Pada tahun ini, ADCP berencana untuk melakukan serah terima tower Sapphire Cisauk Point – Member of LRT City, tower Bandoneon – LRT City Jatibening, tower Azure – LRT City Ciracas, dan Cluster Bhumi Svarga Adhi City Sentul. "Ini akan memberikan kontribusi besar untuk pendapatan tahun 2022," kata Adi.
Baca Juga: Begini Prospek Bisnis Adhi Commuter Properti (ADCP) Menurut Analis
Dia mengungkapkan, sepanjang 2022 ADCP membidik pertumbuhan pendapatan pra-penjualan alias marketing sales hingga 103% dibandingkan tahun lalu. Dengan raihan tersebut, ADCP menargetkan pertumbuhan laba sebanyak 49% secara tahunan.
Sebagai informasi, ADCP berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 130 miliar pada tahun 2021. Profitabilitas tersebut juga ditopang oleh lonjakan marketing sales. ADCP mencatatkan marketing sales tahun 2021 senilai Rp 884 miliar, naik sekitar 46% dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp 606 miliar.
Sejumlah proyek yang menjadi penopang utama dengan rata-rata penjualan tertinggi sepanjang tahun lalu adalah Adhi City Rp 169,5 miliar, LRT City Bekasi-Eastern Green Rp 98,1 miliar, LRT City Tebet Rp 73 miliar, dan LRT City Sentul Rp 71,5 miliar. Berbagai katalis positif itu turut mendorong kenaikan nilai aset ADCP sebesar 28% menjadi Rp 5,95 triliun pada 2021 dari Rp 4,67 triliun di tahun sebelumnya.
Rencana LRT Jabodebek yang akan beroperasi dalam waktu dekat juga merupakan katalis positif terhadap produk pengembangan ADCP, khususnya dengan yang mengusung brand LRT City. Asal tahu saja, ADHI menargetkan proyek LRT Jabodebek sudah mulai bisa beroperasi pada Agustus 2022.
Baca Juga: Pendapatan ADCP di 2021 Anjlok 42,32% tapi Laba Bersih Cuma Turun 2,17%, Ini Sebabnya
ADCP saat ini memiliki total cadangan lahan (landbank) seluas 149 hektare (ha). Landbank terbesar berada di kawasan Sentul dengan luas 120 ha. Adi menyampaikan, ADCP akan konsisten dengan pengembangan bisnis pada area transit strategis yang terintegrasi dengan moda transportasi massal.
Selain hunian, untuk mendiversifikasi sumber pendapatan ADCP juga bakal menggarap area komersial. "Kami akan mengembangkan komersial area di beberapa proyek LRT City khususnya di sekitar akses stasiun LRT sebagai sumber recurring income," ungkap Adi.
Untuk tahun ini, ADCP menganggarkan belanja modal (capex) sekitar Rp 316 miliar. Capex tersebut akan dialokasikan untuk pengembangan area di Cibubur, Sentul dan Cikunir.
Adi meyakini industri properti tahun ini bakal membaik seiring dengan pengendalian pandemi covid-19, berlanjutnya pemulihan ekonomi, dan sejumlah insentif yang masih berlaku. "Kami optimistis, recovery pertumbuhan ekonomi menjadi sentimen positif untuk sektor properti, dengan berbagai dukungan pemerintah mulai dari insentif pajak hingga pelonggaran rasio loan to value," tandas Adi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News