Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) terus meningkat pesat di tingkat global dan kini mulai memasuki fase adopsi masif di Indonesia. Tren itu jadi sorotan utama dalam Lintas Teknologi Solutions Day 8th Edition yang digelar PT Lintas Teknologi Indonesia (LTI) belum lama ini.
Forum tersebut menekankan bahwa AI bukan lagi teknologi masa depan, tetapi sudah jadi bagian penting dari operasional bisnis, layanan publik, hingga aktivitas sehari-hari. Meski demikian, tingkat kesadaran masyarakat Indonesia terhadap penggunaan AI masih rendah.
President Director LTI Muhamad Paisol mengungkapkan bahwa adopsi AI secara global melonjak seiring perubahan perilaku digital dan berkembangnya ekosistem teknologi. “Mayoritas perusahaan dunia kini sudah mengadopsi AI. Indonesia juga mencatat pertumbuhan signifikan dengan peningkatan adopsi mencapai 47% dalam satu tahun terakhir,” ujar Paisol dalam keterangannya, Selasa (2/12/2025).
Paisol menegaskan bahwa percepatan tersebut didorong oleh kebutuhan akan efisiensi, otomasi, dan pengambilan keputusan berbasis data. Ia juga menyampaikan bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan terkait kesenjangan literasi.
Baca Juga: AI di Industri Arsitektur, Penghalang atau Peluang?
Hal itu, kata dia, terlihat dari lebih dari 70% masyarakat yang belum menyadari bahwa mereka telah berinteraksi dengan AI. Kondisi ini, menurutnya, menunjukkan pentingnya edukasi publik agar transformasi digital dapat berjalan optimal.
Forum ini turut menghadirkan pemangku kepentingan utama sektor digital, di antaranya Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Digital Ismail, Direktur Utama Telkom Dian Siswarini, dan pimpinan operator telekomunikasi lainnya.
Dian Siswarini memaparkan bahwa Telkom Group telah mengimplementasikan AI for Network untuk mengotomasi operasi jaringan, meningkatkan efisiensi routing, hingga memperkuat perencanaan kapasitas. Telkom juga membangun infrastruktur pendukung AI agar layanan internet lebih reliabel dan mampu menopang lonjakan kebutuhan pemrosesan data.
Sementara itu, Ismail menilai kolaborasi pemerintah dan industri sangat penting agar percepatan adopsi AI berjalan efektif. “Penerapan AI membutuhkan kesiapan jaringan, sumber data yang memadai, serta pengelolaan spektrum yang tepat. Semua itu hanya dapat dicapai melalui kolaborasi,” ujarnya.
Baca Juga: Lintasarta Genjot Optimalisasi Layanan AI di Era Digitalisasi
Selain membahas arah kebijakan dan kesiapan industri, acara ini juga menampilkan berbagai solusi AI dari mitra teknologi global seperti Nokia, ZTE, AWS, HPE Juniper Networking, Arista, Qualcomm, dan AMD. Operator seperti Telkomsel, XL Smart, dan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) turut menunjukkan inisiatif digital berbasis AI.
LTI menegaskan posisinya sebagai system integrator yang berfokus pada pengembangan solusi AI bagi industri. Melalui forum ini, LTI mendorong terciptanya ekosistem AI nasional yang lebih adaptif, inklusif, dan mampu mendukung daya saing Indonesia di kancah global.
Dengan pertumbuhan adopsi AI yang terus meningkat, Indonesia dinilai berada pada momentum penting untuk memperkuat strategi nasional dan mempersiapkan masyarakat menghadapi era di mana AI menjadi bagian tak terpisahkan dari aktivitas ekonomi dan sosial.
Selanjutnya: OJK dan OECD Sepakati Kolaborasi Pengembangan Transformasi Keuangan Digital
Menarik Dibaca: Promo Traveloka 12.12 Super Sale: Liburan Seru Mulai Rp 12 Ribu, Catat Tanggalnya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













