kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.387.000   9.000   0,38%
  • USD/IDR 16.655   -35,00   -0,21%
  • IDX 8.546   -56,26   -0,65%
  • KOMPAS100 1.180   -13,23   -1,11%
  • LQ45 852   -12,74   -1,47%
  • ISSI 302   -1,64   -0,54%
  • IDX30 440   -5,94   -1,33%
  • IDXHIDIV20 508   -7,68   -1,49%
  • IDX80 133   -1,71   -1,28%
  • IDXV30 137   -0,85   -0,62%
  • IDXQ30 140   -2,66   -1,87%

AI di Industri Arsitektur, Penghalang atau Peluang?


Jumat, 28 November 2025 / 07:00 WIB
AI di Industri Arsitektur, Penghalang atau Peluang?
ILUSTRASI. Dok. Kontan


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini

KONTAN.CO.ID - Akal imitasi (AI) telah mengubah cara hidup dan bekerja manusia, tak terkecuali dalam bidang arsitektur. AI mulai dipakai untuk mempercepat proses desain, mengurangi kesalahan, dan memberikan efisiensi biaya maupun waktu. Dengan terobosan ini, apakah AI akan menggantikan pekerjaan arsitek?

Kajian Goldman Sachs bertajuk The Potentially Large Effects of Artificial Intelligence on Economic Growth yang dipublikasikan pada 26 Maret 2023 memprediksikan AI dapat menggantikan 300 juta pekerjaan di semua industri secara global. Dalam studi tersebut, Goldman Sachs menyebut 37% pekerjaan bidang arsitektur dan teknik dapat diotomatisasi oleh AI, menempatkannya di antara industri yang paling terpapar.

Bidang yang Dikuasai AI

AI di bidang arsitektur dan konstruksi selama 5–10 tahun terakhir berkembang dengan sangat pesat. Aplikasi AI dalam arsitektur di antaranya dipakai dalam desain generatif, integrasi AI dengan BIM (Building Information Modelling), simulasi performa bangunan, otomatisasi dokumen dan estimasi biaya, hingga manajemen proyek dengan drone dan analitik.

AI membantu proses konseptualisasi ide dan visualisasi desain arsitektur menjadi lebih cepat. AI juga memudahkan optimalisasi tata ruang dan efisiensi energi. Penggunaan perangkat lunak BIM yang terintegrasi dengan AI mendukung pembuatan model 3D yang akurat dan detail pada bangunan yang akan dibuat.

Akal imitasi memungkinkan pemodelan prediktif sehingga arsitek dapat mengevaluasi dan mengoptimalkan performa bangunan di awal proses desain. Penilaian kinerja dapat dilakukan secara otomatis dan membantu mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan. AI juga memungkinkan arsitek, klien, maupun pihak lainnya berkolaborasi secara interaktif merencanakan desain dan proyek konstruksi melalui teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR).

AI vs Arsitek

Dalam sejumlah aspek, AI memiliki keunggulan kapasitas dibandingkan manusia, di antaranya mampu mengolah data yang sangat besar. Misalnya, AI dapat mengolah data topografi, iklim, dan ketersediaan sumber daya untuk membantu arsitek menentukan lokasi dan memperkirakan dampak lingkungan dari bangunan.

AI juga mampu membuat simulasi visual bangunan dan lingkungan sekitarnya dengan lebih akurat. Hal ini membantu pengambilan keputusan mengenai desain yang tepat dan memproyeksikan dampaknya pada lingkungan. AI memungkinkan otomatisasi yang mempercepat, menyederhanakan, dan meningkatkan efisiensi beberapa aspek pekerjaan dalam industri arsitektur.

Kendati demikian, AI tetap tidak akan menggantikan profesi arsitek di masa depan. Akal imitasi tidak memiliki empati, kepekaan estetika, dan kemampuan berkomunikasi seperti halnya manusia. Tiga hal ini esensial bagi arsitek untuk merespons kebutuhan klien dan menghasilkan desain sesuai kebutuhan tersebut. AI juga tidak punya kemampuan memahami konteks sosial budaya, yang diperlukan agar bangunan selaras dengan identitas dan kebutuhan masyarakat setempat.

Dampak bagi Konsumen

Dari sisi konsumen, penggunaan AI dalam arsitektur memberikan sejumlah keuntungan. AI meningkatkan efisiensi dan mempercepat proses desain. Selain itu, desain bangunan dapat menjadi lebih personal dan adaptif sesuai kebutuhan klien. Sebagai contoh, melalui teknologi AR/VR, klien bisa merasakan desain yang disarankan secara realistis, melihat produk jadi, dan membuat keputusan yang tepat.

AI juga bisa digunakan untuk menganalisis masukan dari klien untuk perbaikan atau modifikasi desain, termasuk mengenai anggaran yang diinginkan. Dengan kemampuan ini, AI turut membantu mengurangi potensi kesalahan hingga membantu klien mengendalikan biaya, sehingga pada akhirnya meningkatkan kualitas hasil desain dan konstruksi.

Peran Arsitek di Masa Depan

Kombinasi dan kolaborasi AI dengan arsitek akan meningkatkan inovasi, kreativitas, serta hasil desain yang lebih baik. Otomatisasi AI dapat menghindarkan pengulangan dan pekerjaan rutin yang membosankan sehingga arsitek bisa lebih fokus pada sisi kreatifnya.

Fungsi arsitek yang lebih tradisional seperti drafter mungkin bisa tergantikan AI, namun AI juga membuka peluang kerja baru di bidang arsitektur. Keahlian dan pemikiran arsitek bisa digunakan untuk mengkurasi hasil analisis AI dan menempatkan arsitek di posisi strategis dalam pengelolaan proses, data, hingga relasi di sebuah proyek.

Arsitek dapat mengarahkan keahliannya untuk mengintegrasikan teknologi, seni, budaya, serta keberlanjutan. Kolaborasi manusia dan AI pun menjadi keunggulan kompetitif bagi arsitek itu sendiri, menciptakan solusi yang lebih baik bagi kebutuhan masyarakat.

Ingin tahu lebih jauh tentang peran dan dampak AI dalam arsitektur? Simak pembahasannya di episode 4 podcast Ruang Ratih dari Semen Merah Putih yang tayang 28 November 2025 di Youtube Channel Semen Merah Putih.

Selanjutnya: 6 Ide Pohon Natal Unik dan Kreatif Anti Mainstream, Siapkan dari Sekarang

Menarik Dibaca: 6 Ide Pohon Natal Unik dan Kreatif Anti Mainstream, Siapkan dari Sekarang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×