kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.932   28,00   0,18%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

AESI: Percepatan pertumbuhan ekonomi hijau butuh dukungan banyak pihak


Kamis, 07 Oktober 2021 / 10:37 WIB
AESI: Percepatan pertumbuhan ekonomi hijau butuh dukungan banyak pihak
ILUSTRASI. Pemanfaatan PLTS Atap: Penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di sebuah komplek perumahan di Tangerang Selatan,


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) bagi pelaku industri dari berbagai sektor bisnis dinilai dapat mengakselerasi tercapainya green economy atau ekonomi hijau di Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan membangun kawasan industri hijau yang nantinya didukung oleh sumber energi terbarukan seperti PLTS Atap.

Selain mampu mengurangi penggunaan energi fosil di kalangan industri, pemanfaatan EBT juga mampu menyerap dan menciptakan lapangan kerja baru.

Hal ini sejalan dengan prinsip ekonomi hijau yakni mendukung pertumbuhan ekonomi tanpa mengeksploitasi sumber daya alam sehingga akan berdampak baik bagi lingkungan di masa depan.

Fabby Tumiwa, Strategic Advisor Xurya Daya Indonesia dan juga Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) mengatakan, transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan merupakan keniscayaan saat ini, di tengah dunia yang sedang berpacu menghindari krisis iklim.

Dampak dari pemanfaatan energi terbarukan berkontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs).

Baca Juga: SUN Energy prediksi penjualan panel surya tumbuh 4 kali lipat pada tahun ini

"Selain dapat mengurangi emisi karbon, penggunaan energi bersih juga membuka kesempatan lapangan kerja baru dan mengatasi pengangguran sehingga mengakselerasi pertumbuhan ekonomi hijau,” kata Fabby dalam keterangan resminya, Kamis (7/10).

Badan Energi Terbarukan Internasional atau IRENA mencatat, sektor energi terbarukan tahun lalu menciptakan 11,5 juta pekerjaan secara global dimana 3,8 juta pekerjaan berasal dari energi surya.

IRENA juga menyebutkan, sebesar 63% pekerjaan baru tersebut berada di Asia dan menjadi pemimpin pasar energi terbarukan.

Eka Himawan, Managing Director Xurya Daya Indonesia menambahkan, setiap proyek instalasi PLTS Atap yang dikerjakan, tidak hanya melibatkan tenaga kelistrikan, tetapi ada banyak tenaga kerja yang terlibat di dalamnya.

Jadi selain bertanggung jawab terhadap keberlanjutan lingkungan, setiap pelaku industri yang melakukan instalasi PLTS Atap secara tidak langsung juga menyerap tenaga kerja baru, sehingga akan tercipta pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Namun, terciptanya lapangan kerja yang inklusif ini juga perlu didukung oleh kebijakan komprehensif dari berbagai pihak dengan menyediakan pendidikan dan pelatihan para pekerja di sektor energi hijau.

Baca Juga: Penggunaan komponen lokal terus didorong, sehingga harga PLTS bisa semakin kompetitif

Selain itu, Fabby mengatakan, dukungan pemerintah dalam merumuskan kebijakan strategis berorientasi jangka panjang juga diperlukan untuk meningkatkan iklim investasi di sektor EBT.

“Dukungan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan agar target green economy dapat tercapai dengan lebih terencana dan sistematis” tutup Fabby.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×