Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Edy Can
JAKARTA. Mulai awal Juli tahun ini, produsen benih tanaman pangan dan hortikultura , PT Agri Makmur Pertiwi mengoperasikan pabrik benih di Kediri, Jawa Timur.
Direktur Utama PT Agri Makmur Pertiwi Junaidi Sungkono menuturkan, pabrik tersebut resmi beroperasi pada 7 Juli lalu. Pabrik itu akan memproduksi 57 varietas benih, meliputi jagung, padi, hingga komoditas hortikultura.
Benih utama yang diproduksi Agri Makmur, yaitu jagung hibrida mempunyai delapan varietas unggulan. Benih hasil produksi perusahaan yang bermarkas di Kediri ini mengusung merek Pertiwi.
Menurut Junaidi, tahun ini, perusahaan menargetkan produksi benih jagung hibrida sebanyak 2.000 ton, meningkat 263% dibandingkan produksi 2011 yang hanya 550 ton. Sedangkan benih lain, seperti melon dan semangka, masih diproduksi terbatas, kurang dari 5.000 kg.
Pada semester I tahun ini, Agri Makmur telah merealisasikan produksi jagung hibrida sebanyak 1.000 ton atau mencapai 50% dari target. "Karena perusahaan ini masih baru, kami fokus pada benih jagung. Sedangkan produksi bibit lain selama ini masih sangat kecil," kata Junaidi, Minggu (15/7).
Pembangunan pabrik itu merupakan salah satu cara perusahaan untuk bisa menggenjot produksi benih. Agri Makmur merogoh kocek senilai Rp 50 miliar untuk membangun pabrik benih berkapasitas terpasang 10.000 ton per tahun itu.
Kata Junaidi, investasi itu dialokasikan untuk pengadaan peralatan mesin benih, pembelian lahan seluas tujuh hektare, serta pembangunan infrastruktur yang sudah dilakukan sejak 2009 silam.
Selain membangun pabrik, untuk mencapai target produksi benih di tahun ini, perusahaan juga bakal merangkul sejumlah petani di Jawa Timur, seperti di Kediri, Blitar, dan Tulungagung.
Maklum, perusahaan membutuhkan lahan milik petani yang mencapai 1.500 ha itu sebagai lokasi penangkaran benih.
Pasar Agri Makmur sendiri sudah menjangkau hampir seluruh Indonesia, mulai dari Sumatera Utara, hingga Gorontalo.
Junaidi mengklaim, benih jagung Pertiwi memiliki potensi panen 9-13 ton per ha, melebihi rata-rata produksi jagung nasional yang sebanyak 6 ton per ha.
Sekretaris Jenderal Induk Koperasi Tani dan Nelayan (Inkoptan), Soeryo Bawono menyebut, potensi bisnis benih masih sangat cerah karena pemainnya masih sedikit. Padahal, "Petani masih kekurangan benih," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News