kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.846.000   69.000   3,88%
  • USD/IDR 16.804   66,00   0,39%
  • IDX 6.254   286,04   4,79%
  • KOMPAS100 892   48,19   5,71%
  • LQ45 707   37,74   5,64%
  • ISSI 193   7,28   3,92%
  • IDX30 373   19,75   5,60%
  • IDXHIDIV20 451   19,32   4,47%
  • IDX80 101   5,64   5,89%
  • IDXV30 106   4,60   4,54%
  • IDXQ30 123   5,40   4,59%

AIPGI: Permintaan garam konsumsi di sektor aneka pangan turun 25%-30% saat PSBB


Senin, 22 Juni 2020 / 22:17 WIB
AIPGI: Permintaan garam konsumsi di sektor aneka pangan turun 25%-30% saat PSBB
ILUSTRASI. Petani membawa garam menggunakan gerobak dorong saat panen di Desa Tambak Cemandi, Sedati, Sidoarjo, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/aww/18.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia (AIPGI) menyebutkan, permintaan garam konsumsi di luar kebutuhan rumah tangga merosot 25%-30% dibanding angka permintaan pada kondisi normal. Gejala ini dirasakan seiring adanya penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Indonesia pada beberapa waktu lalu. 

Ketua AIPGI Tony Tanduk menjelaskan, terdapat banyak pasar tradisional, warung dan pertokoan yang tidak beroperasi di masa penerapan PSBB. Akibatnya, kebutuhan garam dalam pembuatan produk-produk makanan di sektor aneka pangan menjadi menurun sehingga permintaan garam konsumsi ikut turun.

Baca Juga: Emiten consumer goods jadi juara di sektor manufaktur, bagaimana prospeknya ke depan?

Kebutuhan garam untuk sektor aneka pangan yang dimaksud misalnya seperti kebutuhan garam untuk pembuatan kerupuk, pembuatan kue kering, jajanan pasar, kue kering, jajanan asongan, dan sebagainya.

Tren permintaan garam untuk kebutuhan sektor tersebut agak berbeda bila dibandingkan dengan  angka permintaan garam konsumsi untuk kebutuhan rumah tangga yang cenderung stabil  di tengah perubahan gaya  hidup yang terjadi pada masa pandemi corona (covid-19).

“Sepertinya selama pandemi covid 19 dan lockdown; berbagai kegiatan sektor aneka pangan tidak aktif sama sekali. Dampaknya adalah kebutuhan (permintaan) garam untuk konsumsi langsung justru turun,” kata Tony kepada Kontan.co.id, Senin (22/6).

Baca Juga: Pandemi Covid-19 belum usai, konsumsi zat gizi bisa tingkatkan imun tubuh

Menurut Tony, permintaan garam konsumsi berpotensi kembali pulih secara perlahan dengan adanya penerapan masa transisi PSBB. Proyeksi Tony, aktivitas pasar tradisional dan pertokoan ritel yang kembali berjalan bisa mengerek permintaan garam konsumsi di sektor aneka pangan. 

Meski begitu, kenaikan ini diperkirakan belum mampu mengerek ke level permintaan ke kondisi normal. “Akan naik tapi mungkin tidak banyak, sekitar 5%-10%,” kata Tony.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×